Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Pasien Corona Ditolak RS Khusus Covid-19 Pulau Galang, Dianggap karena Prosedur, Dinkes Batam Kecewa

Kompas.com - 27/04/2020, 06:52 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Pasien positif corona rujukan dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Batam ditolak pihak Rumah Sakit (RS) Khusus Infeksi Covid-19 di Pulau Galang.

Penolakan dilakukan karena rumah sakit rujukan lainnya dianggap masih belum penuh.

Mendapat penolakan itu, Dinas Kesehatan Kota Batam mengaku kecewa.

Tidak menerima pasien umum

Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona

Penolakan terhadap pasien positif corona di RS Khusus Infeksi Covid-19 di Pulau Galang tersebut disesalkan sejumlah pihak.

Pasalnya, pasien yang merupakan rujukan dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Batam tersebut sedang membutuhkan pertolongan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Sumarjadi mengatakan, pihak RS menolak merawat pasien positif corona tersebut dengan alasan tidak menerima pasien umum.

Saat dikonfirmasi olehnya, pihak RS tersebut berdalih pelayanan yang diberikan saat ini hanya diperuntukan bagi tenaga kerja Indonesia (TKI), anak buah kapal (ABK), dan jemaah tabligh yang pulang dari Malaysia.

"Alasan mereka begitu, bahkan mereka mengaku hanya menerima kasus yang ringan hingga sedang saja, sementara kasus yang berat tidak," kata Didi saat dikonfirmasi, Minggu (26/4/2020).

Baca juga: RS Khusus Covid-19 Pulau Galang Tolak Pasien Corona, Pemkot Batam Kecewa

Dirujuk di RSBP

Ilustrasi rumah sakit.healthcareitnews.com Ilustrasi rumah sakit.

Setelah adanya penolakan itu, Dinkes Batam kemudian merujuk pasien yang bersangkutan ke Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam.

"Alhamdulillah pasien sudah sampai ke ke RSBP. RS Galang sementara tidak terima pasien umum. Siang ini kita mau rujuk tidak diterima," ujar Kadiskes Batam Didi Kusmarjadi.

Terkait dengan alasan penolakan dari pihak RS Khusus Covid-19 tersebut, Didi mengaku kecewa.

Pasalnya, sejak awal pihaknya terlibat dalam sosialisasi tersebut dan seharusnya tidak membeda-bedakan pasien yang datang.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com