Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Hanya Ingin Pulang ke Kampung Halaman, Bukan Mau Bawa Penyakit"

Kompas.com - 27/04/2020, 06:34 WIB
Nansianus Taris,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com, Labuan Bajo - Sudah berhari-hari puluhan warga NTT yang hendak pulang kampung masih tertahan di Pelabuhan Sape, NTB. 

Mereka tertahan karena kapal Pelni dan Feri tidak bisa berlabuh di semua pelabuhan di NTT, sesuai instruksi dari Pemprov NTT.

Larangan itu untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di NTT. 

Florianus Pangkal, salah seorang penumpang asal NTT mengatakan, dirinya bersama puluhan orang sudah lima hari tertahan di Pelabuhan Sape.

Baca juga: Kebakaran Rumah di Kabupaten Sikka NTT, Satu Orang Tewas

Para penumpang itu ada yang datang dari Bali, Mataram, dan Bima, dengan status mahasiswa dan juga para pekerja yang kena PHK dari perusahaan. Semuanya ingin pulang ke kampung halaman.

Mereka berasal dari Kabupaten Manggarai Timur, Manggarai Tengah, Manggarai Barat, dan Kupang.

Florianus mengatakan, ia dan para penumpang lainnya sama sekali tidak mengetahui ada larangan kapal penumpang berlabuh di pelabuhan NTT.

Florianus menyebut, hingga saat ini nasib puluhan penumpang asal NTT masih terkatung-katung di Pelabuhan Sape.

Mereka masih menunggu kebijakan dari Pemprov NTT agar bisa melanjutkan perjalanan ke Labuan Bajo, Manggarai Barat.

"Kami hanya ingin pulang ke kampung halaman, bukan mau bawa penyakit," ujar Florianus kepada Kompas.com, Minggu (26/4/2020).

"Kami di sini terpaksa tidur di kursi dan lantai ruang tunggu di pelabuhan. Mau sewa penginapan, biaya sangatlah mahal. Kami juga sudah mulai susah dapat makan di sini. Pemprov NTT tolong selamatkan kami. Kami ingin pulang kampung," sambung Florianus.

Florianus mengatakan, memasuki hari kelima, mereka tidak mendapat bantuan apa-apa dari pemerintah setempat. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com