Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapid Test Reaktif, Orangtua Suruh Santri asal Ngawi Kembali ke Ponpes Temboro

Kompas.com - 26/04/2020, 18:38 WIB
Sukoco,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS. com – Pemerintah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, melakukan rapid test virus corona baru atau Covid-19 terhadap 200 lebih santri Pondok Pesantren Al Fatah Temboro yang pulang ke wilayahnya.

Berdasarkan hasil rapid test, sebanyak 11 santri dinyatakan reaktif.

Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.

Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.

Baca juga: Viral Video Ibu dan 2 Anaknya yang Positif Corona Berpelukan di Ambulans

Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan tes swab dengan metode PCR (polymerase chain reaction).

Hasil tes dari rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).

 

Setelah mendapatkan hasil rapid test, Pemkab Ngawi mengambil sampel cairan tenggorokan 11 santri itu untuk diperiksa di laboratorium.

"Semua kita swab, hasilnya mungkin seminggu lagi," kata Bupati Ngawi Budi Sulistyono di pintu keluar Tol Ngawi, Minggu (26/4/2020).

Budi mengatakan, satu dari 11 santri yang dinyatakan reaktif berdasarkan rapid test virus corona disuruh kembali oleh orangtuanya ke Ponpes Al Fatah Temboro.

Budi tak tahu alasan orangtua itu meminta anaknya kembali ke ponpes. Tapi, Budi telah berkoordinasi dengan Bupati Magetan untuk mengawasi santri yang berasal dari Ngawi itu.

"Kita tidak tahu apa alasan orangtuanya, kita sudah minta Bapak Bupati Magetan untuk melacak," kata dia.

Baca juga: Nekat Mudik, Puluhan Pengendara Dipaksa Putar Balik di Exit Tol Ngawi

Budi mengatakan, 11 santri itu tetap melakukan karantina mandiri jika hasil tes swab dinyatakan negatif Covid-19.

Namun, jika dinyatakan positif corona, mereka harus diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah Ngawi.

"Kalau ada gejala harus dirawat dan diawasi oleh tenaga medis," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com