Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Klaster Ponpes Temboro Magetan, Pengajar Positif Covid-19 Mudik ke Kalimantan hingga Rapid Test Santri Reaktif

Kompas.com - 26/04/2020, 11:01 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Seorang pria (38) salah satu pegajar Pondok Pesantren Al Fatah Temboro, Kabupaten Magetan terkonfirmasi positif Covid-19.

Namun ia diam-diam pulang ke Kabupaten Menpawah, Kalimantan Barat bersama istri dan anaknya melalui Bandara Supadio, Pontianak, kamis (16/4/2020).

Kepulangan sang pengajar tanpa sepengetahuan petugas kesehatan.

Pemkab Magetan pun koordinasi dengan Pemkab Menpawah. Pria tersebut kemudian diamankan dan diisolasi di RSUD Rubini Menpawah, Kalimantan Barat.

Baca juga: Fakta Sopir Mobil Rental Meninggal Mendadak di Lampu Merah Seusai Jemput 2 Santri Temboro

Dari hasil tracing, pria tersebut sempat tinggal bersama anak, istri, orangtua, dan beberapa saudaranya.

Anggota keluarga kemudian diminta untuk isolasi diri dan mengikiti rapid tes untuk mengetahui kondisi kesehatannya.

Hingga Sabtu (25/4/2020), Pemerintah Kabupaten Magetan mengumumkan penambahan 16 kasus positif virus corona baru atau Covid-19 pada Sabtu (25/4/2020).

Baca juga: Sopir Mobil Rental yang Meninggal Mendadak di Lampu Merah Saat Jemput 2 Santri Temboro Sempat Sesak Napas

Seluruh pasien yang dinyatakan positif Covid-19 itu merupakan santri Pondok Pesantren Al Fatah Temboro.

"Yang sangat memprihatinkan ini berasal dari satu area saja, dan berasal bukan hanya dari lintas daerah tapi sudah dari lintas negara," kata Kepala Dinas Kominfo Kabupatan Magetan Saif Muchlisun lewat keterangan resmi, Sabtu.

Di pondok pesantren tersebut, ada 22.000 santri yang rencananya akan dipulangkan ke daerahnya masing-masing.

Baca juga: Tiba di Makassar, 16 Santri Ponpes Al Fatah Temboro Magetan Rapid Test, Hasilnya Reaktif

Pulang ke Malaysia, 43 santri Temboro positif corona

Pesantren Al Fatah temboro akan memulangkan lebih dari 22.000 santri ke daerah asal mereka masing masing untuk memutus mata rantai covid 19.KOMPAS.COM/SUKOCO Pesantren Al Fatah temboro akan memulangkan lebih dari 22.000 santri ke daerah asal mereka masing masing untuk memutus mata rantai covid 19.
Sementara itu, 43 santri asal Malayasia yang pulang dari Pesantren Temboro dinyatakan positif Covid-19 setelah tiba di negaranya.

Bupati Magetan Suprawoto telah mengonfirmasi informasi tersebut melalui kedutaan.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, 227 santri asal Malaysia ditahan di pondok pesantren dan dilarang pulang ke negaranya.

Mereka harus menjalani rapid test. Jika negatif mereka diperkenankan pulang. Namun jika reaktif, maka mereka harus dirawat di Magetan.

Baca juga: Pulang dari Ponpes Temboro, 43 Santri asal Malaysia Positif Covid-19

Rencananya, ratusan santri dari Malaysia yang saat ini masih berada Pondok Pesantren Al Fatah Temboro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur akan dipulangkan Senin (27/04) depan.

Dari rapid test 305 santri Pesantren Alfatah Temboro, diketahui 31 orang reaktif. Mereka kemudian diisolasi sambil menunggu tes swab.

Ketua Tim Rumpun Tracing, Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur, dr Kohar Hari Santoso, Rabu malam mengatakan rapid test akan terus dilakukan kepada ribuan santri pesantren tersebut yang belum diperbolehkan pulang.

Baca juga: Ratusan Santri Malaysia di Ponpes Temboro Magetan Dipulangkan Senin

Untuk itu pihak Provinsi Jawa Timur telah mengirimkan 1.200 alat rapid testt.

Pemukiman sekitar pemondokan juga ditutup untuk pembatasan aktivitas warga dan para santri.

Apalagi ada satu orang yang tinggal di pemondokan komplek pesantren Alfatah Temboro, Magetan, dinyatakan positif Covid-19.

Menurut Bupati Magetan pada Senin (20/4/2020), dari 10 kasus Covid-19, 9 di antaranya menurut hasil tracing berasal dari klaster Bogor.

Sementara di Sulawesi Selatan, 12 santri dari Temboro Magetan dinyatakan positif corona.

Baca juga: 104 Santri Ponpres Temboro Asal Madiun Jalani Rapid Test, 10 Reaktif

Pada santri tiba di Makassar pada Minggu (19/4/2020). Ke-12 santri tersebut bagian dari 16 santri yang sebelumnya melakukan rapid test dan hasilnya reaktif.

"Ada 16 santri yang diperiksa PCR (swab) dan ada 12 yang positif. Mereka semua termasuk orang tanpa gejala (OTG) dan sementara isolasi mandiri," Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan Ichsan Mustari.

Sementara di Ngawi, para santri yang sudah pulang kampung menjalani rapid test. Dari 144 santri, 8 santri dinyatakan reaktif.

Baca juga: Pulang ke Sulsel, 12 Santri Ponpes Temboro Magetan Positif Corona

“Hasilnya ada 8 orang reaktif. Sudah ditindaklanjuti dengan pengambilan swab dan kita kirim ke Unari Surabaya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi Yudono.

Seluruh santri dari Temboro yang hasil rapid tesnya reaktif diwajibkan melakukan isolasi mandiri.

Di Madiun, 104 santri Temboro yang pulang kampung juga menjalani rapid test. Hasilnya 10 orang dinyatakan reaktif.

"Santri Pondok Temboro asal Kabupaten Madiun yang pulang sekitar 104 anak. Setelah dilakukan rapid test corona yang reaktif sebanyak sepuluh anak," ujar Bupati Madiun Ahmad Dawami kepada Kompas.com, Sabtu (25/4/2020) malam..

Sepuluh anak langsung diisolasi di rumah sakit dan telah diambil swab-nya.

Baca juga: Kronologi Sopir Penjemput Santri Temboro Meninggal Mendadak di Lampu Merah, Sebelumnya Keluhkan Sesak Napas

Sopir penjemput santri meninggal di lampu merah

Tim BPBD Madiun dan RSUD Caruban mengevakuasi jenazah Sumadi (60), seorang sopir rental asal Desa Sentul, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang yang ditemukan mati mendadak seusai menjemput dua santri Temboro, Sabtu (25/4/2020).KOMPAS.COM/DOKUMENTASI BPBD KAB MADIUN Tim BPBD Madiun dan RSUD Caruban mengevakuasi jenazah Sumadi (60), seorang sopir rental asal Desa Sentul, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang yang ditemukan mati mendadak seusai menjemput dua santri Temboro, Sabtu (25/4/2020).
Sementara itu di Jombang, Sumadi seorang sopir rental Desa Sentul, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur mendadak meninggal dunia di tengah perjalanan.

Hari itu, Sabtu (25/4/2020) sore, Sumadi pulang setelah menjemput dua orang santri dari Temboro, Magetan.

Kejadian tersebut bermula saat Sutiyo (54) warga Desa Rejoso, Kecamatan Tembelang, Jombang, hendak menjemput anak dan keponakannya di Pondok Pesantren Temboro Magetan.

Sutiyo kemudian menyewa mobil rental yang dikemudikan korban Sumadi.

Baca juga: 43 Rekannya Positif Corona, 277 Santri asal Malaysia dari Ponpes Temboro Dilarang Pulang

Setibanya di pondok pesantren tersebut, Sumadi sempat merasakan sesak napas dan meminta beristirahat sejenak.

Setelah istrirahat sebentar, Sutiyo mengajak Sumadi langsung balik ke Jombang.

Namun sekitar pukul 14.36 WIB, saat di perempatan lampu merah dekat gerbang tol Madiun, Sumadi kembali mengeluhkan sesak napas dan tiba-tiba tak sadarkan diri.

Sutiyo kemudian meminta pertolongan dan tim medis dari RSUD Caruban langsung mengevakuasi Sumadi yang ternyata telah meninggal dunia.

Baca juga: Rapid Test Corona Santri Ponpes Temboro, Satu Gedung Disiapkan untuk Tempat Isolasi

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Madiun, Muhammad Zahrowi mengatakan penanganan dilakukan dengan standar penanganan Covid-19.

Hal itu dilakukan karena banyak ditemukan kasus santri di pondok pesantren Temboro yang terjangkit corona.

"Kami membawa jenazah korban dengan APD lengkap dan standar penanganan jenazah Covid-19," kata Zahrowi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Sukoco, Achmad Faizal, Himawan, Muhlis Al Alawi | Editor : Robertus Belarminus, Khairina, Dony Aprian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com