Gagal Tembak Istri, Buronan Polisi Ini Bakar Rumahnya Sendiri

KOMPAS.com - DR alias Dedek (35) nekat membakar rumahnya sendiri setelah terlibat cekcok dengan istrinya, Roswita (39) di Lubuklinggau, Sumatera Selatan. 

Dari keterangan polisi, Dedek saat itu sempat menodongkan senjata api rakitan miliknya ke istrinya.

Namun, saat pelatuk ditarik, senpira tersebut tak meletus. Sang Istri pun kabur dan pulang ee rumah orangtua bersama anak-anaknya.

Setelah itu, pelaku mencoba membujuk Roswita untuk pulang. Namun, saat itu hanya anak-anaknya yang ikut pulang. Roswita memilih berada di rumah orantuanya karena takut. 

"Tersangka lalu datang ke rumah mertuanya dan meminta agar istri dan anaknya itu pulang," kata Kapolsek Lubuklinggau Utara AKP Harrison Manik, melalui pesan singkatnya pada hari Jumat (24/4/2020).

Baca juga: Niat Jual Motor, Driver Ojol Malah Kena Tipu

"Korban tetap tidak mau karena ketakutan. Akhirnya tersangka mengajak anak-anaknya pulang," tambahnya.

Beberapa hari menunggu istrinya tak segera pulang, Dedek lalu nekat membakar rumahnya sendiri di Jalan Lintas Sumatera, RT 03 Kelurahan Durian Rampak, Kecamatan Lubuklinggau Utara I Kota Lubuklinggau pada 29 Februari 2020.

Saat itu, menurut polisi, Dedek membakar rumah dengan membakar seprai yang telah digulung.

Setelah api melalap rumahnya, Dedek langsung pergi bersama kedua anaknya melarikan diri dengan menggunakan mobil jenis Calya.

Ia melarikan diri mengarah ke Tegal, Jawa Tengah kemudian ke Malang, Jawa Timur, ke tempat keluarganya.

Buron dua bulan

Atas kasus tersebut, polisi segera melakukan penyelidikan dan melacak keberadaan Dedek.

"Lalu akhir bulan Maret Tersangka kembali ke rumah orangtuanya di Palembang. Setelah mendapatkan informasi tersebut kami langsung menangkap tersangka pada (21/4/2020) kemarin," ujar Kapolsek.

Dari tangannya, petugas mengamankan barang bukti berupa satu pucuk senpi rakitan beserta empat butir peluru aktif. Senjata itu digunakan Dedek saat hendak membak istrinya namun gagal.

"Tersangka saat ini masih kita periksa untuk mengetahui motifnya," jelas Harrison.

(Penulis: Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor: Aprillia Ika)