Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Lapas Sorong Rusuh, Cemburu Tak Dapat Asimilasi dan Minta Bebas

Kompas.com - 23/04/2020, 06:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Ratusan narapidana mengamuk dan membakar sejumlah fasilitas di dalam Lapas II B Sorong, Papua Barat, pada hari Rabu (22/4/2020) malam.

Menurut Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sorong, Minus Ananto, kerusuhan tersebut dipicu kecemburan ada beberapa napi yang bebas karena asimilasi.

Sementara itu, situasi dapat dikendalikan setelah aparat gabungan TNI dan Brimob turun ke lokasi kejadian.

Baca juga: Kerusuhan di Lapas Sorong Reda, Anggota TNI dan Brimob Masih Berjaga

Menurut Minus, para napi yang terlibat kerusuhan menuntut untuk dibebaskan.

"Mereka minta bebaskan semua. Mereka (sampaikan) berhak untuk hidup. Sementara kita perhatikan semua," ujar Minus, dilansir dari Kompas TV.

TNI-Brimob dikerahkan

Ilustrasi BrimobKOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Ilustrasi Brimob

Seperti diketahui, untuk mengendalikan kerusuhan, aparat gabungan TNI-Brimob dikerahkan untuk mengamankan lapas yang menampung 335 narapidana tersebut.

Hingga Rabu malam, petugas berhasil mengendalikan situasi dan meminta para napi untuk kembali ke ruangan masing-masing.

"Kita sampaikan ke atas, tapi malam ini kita sudah sampaikan agar tenang dulu. Kami pastikan situasi di sini aman terkendali. Ada 84 napi yang dikeluarkan (asimilasi), dan mereka menuntut untuk dikeluarkan juga," ujar Kapolres Sorong Kota AKBP Ari Nyoto.

Sejumlah fasilitas dibakar

Ilustrasi.Shutterstock Ilustrasi.

Dilansir dari KompasTV, tampak para napi membakar sejumlah barang milik Lapas Sorong.

Minus menjelaskan, saat kerusuhan terjadi, petugas mengedepankan tindakan persuasif kepada para napi.

Tindakan tersebut mampu meredakan kerusuhan hingga tidak berlarut-larut.

Namun demikian, tampak aparat TNI-Brimob masih tetap berjaga-jaga di sekitar lapas.

"Sementara mereda dan sudah tidak ada konflik lagi. Kita masih berusaha lebih persuasif untuk memasukkan mereka ke kamar," ujar Minus dikutip dari Kompas TV, Rabu malam. (David Oliver Purba).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com