Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan ART yang Disiksa Majikan, Trauma Lihat Air Putih dan Dipaksa Makan 50 Cabai

Kompas.com - 22/04/2020, 19:32 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di perumahan Semarang Barat, Jawa Tengah bernama Ika Musriati (20) diduga disiksa oleh majikannya.

Akibatnya kini warga Mlatiharjo Timur, Citarum, Semarang itu mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya hingga mengalami trauma.

Baca juga: ART di Semarang Disiksa Majikan, Minum Air Mendidih hingga Luka Sayat di Tangan

Dianiaya pada bulan ketiga

Ilustrasi penganiayaanKompas.com/ERICSSEN Ilustrasi penganiayaan
Ika bercerita, dirinya bekerja kepada pasangan suami istri di Semarang, Jawa Tengah itu sejak Agustus tahun lalu.

Awalnya, majikan memperlakukannya dengan baik.

Namun, setelah itu Ika mendapatkan siksaan bertubi-tubi setiap hari.

"Dua bulan awal bekerja majikan masih berlaku baik. Sudah mulai betah, tapi di bulan ketiga mulai berlaku kasar dan mulai disiksa," kata dia, Selasa (21/4/2020).

Baca juga: Disiksa Majikan Menenggak Air Mendidih, ART di Semarang Operasi Pita Suara

ilustrasi cabaishutterstock ilustrasi cabai

Dipaksa makan 50 cabai dan menenggak air mendidih

Ika memperlihatkan bekas luka sayatan di tangannya.

Enam luka sayatan cutter itu, menurutnya, disebabkan karena dipaksa oleh majikannya bunuh diri.

Ia pun kerap mendapatkan pukulan, siraman air panas dari majikan.

Ika bercerita, pernah dipaksa menelan 50 cabai serta menenggak air mendidih hingga pita suaranya rusak.

Bahkan ia tak pernah mendapat makanan yang layak. Hanya nasi basi tanpa lauk pauk.

Baca juga: Kisah-kisah Perawat Melawan Aniaya dan Stigma di Tengah Pandemi Corona, Diancam Pecahan Kaca dan Jenazah Ditolak Warga

Trauma melihat air putih

Ilustrasi air putih.Shutterstock Ilustrasi air putih.
Lantaran paksaan menenggak air mendidik, pita suara Ika rusak dan harus dioperasi.

Ia pun mengaku trauma setiap kali melihat air putih.

"Saya masih takut dan kebayang kejadian itu. Lihat air putih takut karena teringat siksaan," ucap dia.

Untuk pergi ke luar rumah pun, Ika meminta ditemani orangtuanya.

Baca juga: Jasad Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Setu Pengarengan Depok, Diduga Alami Penganiayaan

Ilustrasi kekerasanTHINKSTOCKS/WAVEBREAKMEDIA LTD Ilustrasi kekerasan

Terbongkar dari kecurigaan polisi

Ika menuturkan, sejak awal bekerja ia tak dapat berkomunikasi dengan keluarganya.

Hal itu disebabkan karena ponselnya disita oleh majikan.

Ia pun sempat mengambil ponsel milik majikannya diam-diam untuk menghubungi keluarganya.

Majikan yang mengetahui kemudian menyeret Ika ke Polsek Semarang Barat dengan tuduhan mencuri ponsel.

Namun, polisi curiga lantaran melihat kondisi tubuh Ika penuh luka.

"Saat di kantor polisi kondisi saya lemas, memar, mau jalan juga susah, polisinya curiga. Saya diantar ke RS Bhayangkara. Kemudian saya divisum. Baru tahu kalau tenggorokan saya luka parah, pita suara rusak. Penyiksaan yang saya alami terbongkarnya awalnya ya dari situ," ungkap dia.

Baca juga: Wagub Sumbar Sesalkan Penganiayaan Kepala Kampung yang Sosialisasikan Covid-19

Ilustrasi garis polisi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi garis polisi.
Dipanggil untuk memberikan keterangan

Kapolsek Semarang Barat Kompol Iman Sudiyantoro mengatakan, kasus dugaan penganiayaan terhadap ART itu telah didalami.

Saat ini, kata Iman, sudah masuk dalam tahap penyidikan.

"Sebelumnya dari proses penyelidikan meningkat ke tingkat penyidikan. Proses penyidikan kasus masih berjalan. Usai penyembuhan dan tes psikologis, korban sudah kami panggil dan sudah memberikan keterangan," jelas Iman saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (22/4/2020).

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor : Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com