KOMPAS.com- Seorang asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di perumahan Semarang Barat, Jawa Tengah bernama Ika Musriati (20) diduga disiksa oleh majikannya.
Akibatnya kini warga Mlatiharjo Timur, Citarum, Semarang itu mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya hingga mengalami trauma.
Baca juga: ART di Semarang Disiksa Majikan, Minum Air Mendidih hingga Luka Sayat di Tangan
Awalnya, majikan memperlakukannya dengan baik.
Namun, setelah itu Ika mendapatkan siksaan bertubi-tubi setiap hari.
"Dua bulan awal bekerja majikan masih berlaku baik. Sudah mulai betah, tapi di bulan ketiga mulai berlaku kasar dan mulai disiksa," kata dia, Selasa (21/4/2020).
Baca juga: Disiksa Majikan Menenggak Air Mendidih, ART di Semarang Operasi Pita Suara
Ika memperlihatkan bekas luka sayatan di tangannya.
Enam luka sayatan cutter itu, menurutnya, disebabkan karena dipaksa oleh majikannya bunuh diri.
Ia pun kerap mendapatkan pukulan, siraman air panas dari majikan.
Ika bercerita, pernah dipaksa menelan 50 cabai serta menenggak air mendidih hingga pita suaranya rusak.
Bahkan ia tak pernah mendapat makanan yang layak. Hanya nasi basi tanpa lauk pauk.
Ia pun mengaku trauma setiap kali melihat air putih.
"Saya masih takut dan kebayang kejadian itu. Lihat air putih takut karena teringat siksaan," ucap dia.
Untuk pergi ke luar rumah pun, Ika meminta ditemani orangtuanya.
Baca juga: Jasad Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Setu Pengarengan Depok, Diduga Alami Penganiayaan
Ika menuturkan, sejak awal bekerja ia tak dapat berkomunikasi dengan keluarganya.
Hal itu disebabkan karena ponselnya disita oleh majikan.
Ia pun sempat mengambil ponsel milik majikannya diam-diam untuk menghubungi keluarganya.
Majikan yang mengetahui kemudian menyeret Ika ke Polsek Semarang Barat dengan tuduhan mencuri ponsel.
Namun, polisi curiga lantaran melihat kondisi tubuh Ika penuh luka.
"Saat di kantor polisi kondisi saya lemas, memar, mau jalan juga susah, polisinya curiga. Saya diantar ke RS Bhayangkara. Kemudian saya divisum. Baru tahu kalau tenggorokan saya luka parah, pita suara rusak. Penyiksaan yang saya alami terbongkarnya awalnya ya dari situ," ungkap dia.
Baca juga: Wagub Sumbar Sesalkan Penganiayaan Kepala Kampung yang Sosialisasikan Covid-19
Kapolsek Semarang Barat Kompol Iman Sudiyantoro mengatakan, kasus dugaan penganiayaan terhadap ART itu telah didalami.
Saat ini, kata Iman, sudah masuk dalam tahap penyidikan.
"Sebelumnya dari proses penyelidikan meningkat ke tingkat penyidikan. Proses penyidikan kasus masih berjalan. Usai penyembuhan dan tes psikologis, korban sudah kami panggil dan sudah memberikan keterangan," jelas Iman saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (22/4/2020).
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor : Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.