Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Anggota DPRD Sulsel Diamuk Petugas Covid-19, Berawal dari Penyemprotan Disinfektan

Kompas.com - 22/04/2020, 13:23 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan anggota DPRD Sulawesi Selatan Andi Edy Manaf nyaris diamuk petugas Covid-19 viral di media sosial.

Di video berdurasi 1 menit 13 detik tersebut terdengat suara perempuan melalui pengeras suara.

"Pejabat itu harus jadi contoh. Jangan seenaknya," teriak perempuan di video tersebut.

Edy kemudian bertanya kepada peremuan tersebut, "Kamu ini sebetulnya apa."

Baca juga: Video Viral, Pencuri Sepeda Motor Terekam CCTV, Tinggalkan Motor Lamanya

"Saya petugas disini pak, saya berhak bicara," kata perempuan itu menimpali.

Di video tersebut terlihat dua orang laki-laki berbaju merah dan abu-abu mendekati Edy.

Lelaki berbaju merah tersebut terus maju mendekat, berteriak lantang sambil menunjuk ke arah Edy Manaf. Namun baku hantam tidak terjadi karena dijaga oleh polisi dan TNI.

Edy beserta sopir dan ajudannya kemudian diminta untuk masuk ke mobilnya dan meninggalkan lokasi.

Baca juga: Viral Seorang Kakek Mengamuk Saat Dijemput Petugas Medis Lengkap dengan APD

Saat Edy Manaf hendak beranjak, bagian depan mobil Edy yang bernomor polisi DD 18 EM, dipukuli oleh orang berbaju merah tersebut.

"Menantangi, ta***co," kata salah seorang pria dalam video.

"Bakar, bakar saja mobilnya ini, kurang ajar," kata perempuan menggunakan pengerus suara memprovokasi.

Baca juga: Viral Video Ayah Aniaya Anak untuk Menyuruh Istrinya Pulang

Berawal dari penyemprotan disinfektan

Ilustrasi disinfektanshutterstock Ilustrasi disinfektan
Anggota DPRD Sulsel Andi Edy Manaf membenarkan kejadian itu.

Ia mengatakan vdeo tersebut berawal saat ia pulang dari rumah saudaranya di Jeneponto dan melintas di Jalan Trans Sulawesi Selatan pada Minggu (19/4/2020).

Saat itu ia mengikuti aturan dengan memasukkan mobilnya ke tenda untuk penyemprotan disinfektan.

Setelah mobilnya disemprot disinfektan, dirinya juga diminta turun dari mobil untuk turut disemprot cairan disinfektan.

Baca juga: Viral Warga Banten 2 Hari Tak Makan karena Corona dan Akhirnya Meninggal

”Nah, saat itu saya pertanyakan dengan baik-baik pada petugas, apakah itu sudah menjadi protapnya?," jelas Edy dilansir dari tribun-timur.com.

"Apakah disemprot satu-satu atau disemprot kayak ayam, bersamaan semua dengan orang lain, jangan sampai ada yang terpapar, harus saling jauh-jauh,” jelas Edy menambahkan.

Namun, petugas perempuan yang menggunakan pengeras suara terus berteriak-teriak memaksakan pengemudi dan penumpang turun.

Baca juga: Viral Video Kemunculan Ubur-ubur Tak Terhitung Jumlahnya

“Saya sudah mengikuti perintah petugas turun dari mobil. Kemudian saya bilang tidak usah berteriak-teriak bu, kami sudah turun dan keluar dari mobil."

"Malah dia terus mengomel dan membentak-bentar hingga orang yang tak tahu persoalan datang dengan emosi hendak memukul kami. Beruntung ada petugas TNI dan Polisi yang melerai," ujarnya.

Setelah disemprot dan situasi kondisif, ia bergegas menuju ke Kabupaten Bulukumba.

Tiba-tiba seorang petugas Covid-19 berrpakaian preman menghadang kendaraanya. Petugas kemudian berteriak-teriak akan membakar mobilnya.

Baca juga: Fakta 3 Satpam Aniaya Tukang Becak di Solo, Viral di Media Sosial dan Pelaku Ditangkap

Hal tersebut membuat suasana semakin gaduh, karena beberapa rekannya ikut terprovokasi.

”Ada yang teriak-teriak ada yang pukul mobil, ada yang mau bakar, gara-garanya itu ibu-ibu yang mencaci lewat pengeras suara yang membuat gaduh,” tambah Edy.

Edy Manaf mengaku menyayangkan sikap para petugas yang sangat arogan dalam melaksanakan tugas.

Sambil menahan emosi, Edy memilih balik kanan dan mencari jalur lain untuk tiba ke Bulukumba.

Baca juga: Turaes, Kuliner Ekstrem Khas Sumedang, Mendadak Viral Saat Pandemi Corona

“Itu petugas yang menghadang juga teriak-teriak mau membakar mobilku. Saya pun menahan emosi, meski saya dipaksa kembali ke Makassar."

"Sedangkan saya tidak mau ke Makassar, tapi mau ke Bulukumba. Terpaksa saya keliling lewat jalur gunung hingga tembus ke Kabupaten Bulukumba,” jelasnya.

Baca juga: Viral Video Geng Motor Sport Kabur saat Diberhentikan Polisi, Begini Penjelasan Polda Metro Jaya

Bupati minta maaf

Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus corona
Edy mengatakan Bupati Bantaeng telah menghubunginya dan meminta maaf atas kasus tersebut.

Politisi dari PAN tersebut kemudian meminta bupati mengevaluasi tentang kinerja petugas di lapangan.

“Saya minta bupati evaluasi semua jajarannya. Bukan hanya saya yang diperlakukan seperti itu, tapi banyak orang yang diperlakukan tidak sepantasnya."

"Memang bagus dilakukan penyemprotan disinfektan pada kendaraan dan saya yakin masyarakat setuju. Cuma cara dan perlakuan petugasnya,” katanya.

Baca juga: Kisal Viral Guru Avan, Datangi Satu Per Satu Rumah Murid untuk Mengajar di Tengah Pandemi Corona

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Andi Ihsan menyampaikan permohonan maaf terhadap seluruh warga Sulawesi Selatan yang melintas di perbatasan Kabupaten Bantaeng.

“Kami memohon maaf kepada seluruh masyarakat Sulawesi Selatan yang melintas di seluruh perbatasan Kabupaten Bantaeng."

"Kami melakukan kegiatan penyemprotan disinfektan terhadap kendaraan, dan pemeriksaan suhu tubuh dalam rangka memutus mata rantai penularan COVID-19 di Bantaeng,” ujarnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hendra Cipto | Editor: Dony Aprian), tribun-timur.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com