Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.063 ASN Pemprov Kalbar Diuji Rapid Test, 42 Orang Reaktif

Kompas.com - 22/04/2020, 11:27 WIB
Hendra Cipta,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Sebanyak 1.063 aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah diuji rapid test, 42 di antaranya dinyatakan reaktif.

Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson menerangkan, 42 ASN dengan hasil rapid test reaktif itu di antaranya tiga pejabat eselon II, delapan pejabat eselon III, lima pejabat eselon IV dan 26 orang staf.

"Sesuai aturan, orang yang hasil rapid test reaktif harus menjalani perawatan dan karantina," kata Harisson kepada wartawan, Rabu (22/4/2020).

Baca juga: Sempat Waswas, 2 Ketua RT di Zona Merah Ini Akhirnya Beranikan Diri Jalani Rapid Test

Pemeriksaan ini awalnya hanya untuk pejabat eselon II dan III yang rentan karena tugas dinas luar kota.

Namun, dalam perkembangannya ternyata, ada pejabat eselon II dan III reaktif.

"Untuk itu kita memeriksa teman kantor atau siapa pun yang pernah kontak dengan ASN yang reaktif ini,” ujar Harisson.

Menurut dia, uji rapid test akan terus dilakukan dengan menyasar masyarakat rentan, baik itu ASN maupun warga secara umum.

Selain itu, petugas medis atau petugas kesehatan yang melakukan pelayanan langsung terhadap pasien.

Baca juga: Seorang ODP Covid-19 di Bondowoso Meninggal, Hasil Rapid Test Reaktif

Kemudian pegawai di Dinas Sosial yang rutin melayani pekerja migran Indonesia yang pulang dari luar negeri, serta petugas Dinas Perhubungan yang selalu kontak dengan penumpang.

"Atau petugas Satpol PP yang setiap hari rutin melalukan penertiban di tempat umum," ucap Harisson.

 

Sejak virus corona mewabah dan menjadi pandemi hingga Selasa (21/4/2020), ada sebanyak 27 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kalimantan Barat.

Tujuh di antaranya dinyatakan sembuh dan tiga lainnya meninggal dunia. Sementara ada 17 pasien yang masih diisolasi di rumah sakit dan rumah pribadi.

Kemudian masih ada ada 65 pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 yang tengah dirawat di ruang isolasi sejumlah rumah sakit serta tempat isolasi lain sembari menunggu hasil uji laboratorium.

Catatan redaksi soal rapid test

Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.

Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.

Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan test swab dengan meteode PCR (polymerase chain reaction). Baca selanjutnya di sini.

Hasil tes dari rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).

Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com