Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik dari Tangerang, Warga Kulon Progo Isolasi Diri dalam Gubuk Bambu

Kompas.com - 21/04/2020, 20:42 WIB
Dani Julius Zebua,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com –Poniran (30) yang baru mudik dari Tangerang, Banten, langsung mengisolasi diri dalam gubuk setiba di Pedukuhan Menguri, Kalurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gubuk bambu beratap terpal itu terletak di kebun kelapa belakang rumah orangtua Poniran. Dia mulai tinggal di sana pada Minggu (19/4/2020).

“Setelah sampai, tidak masuk rumah. Dia langsung masuk gubuk isolasinya sendiri,” kata Kepala Dukuh Menguri, Suparno, saat dihubungi, Selasa (21/4/2020).

Baca juga: Cerita Abdulloh, Pemudik yang Isolasi Diri di Bantaran Sungai

Poniran pulang kampung setelah dirumahkan oleh pabrik tempatnya bekerja.

Suparno mengungkapkan, sebelum tiba di Menguri, Poniran sudah meminta dibuatkan gubuk untuk jadi tempat mengisolasi diri.

Padahal, Poniran sudah mengantongi surat sehat dari dokter di Tangerang.

“Rencana ini sekitar 10 hari sebelum dia datang. Keluarganya juga menyampaikannya ke kami,” kata Suparno.

Baca juga: Demi Kemanusiaan, Warga Diminta Tak Tolak Karantina Pekerja Migran

Warga Pedukuhan Menguri kemudian gubuk bambu ukuran 2x3 meter yang jaraknya hanya 10 meter dari rumah orangtua Poniran.

Dinding dan atapnya dari terpal. Ada tempat tidur dan kelambu di dalam gubuk.

Poniran menggunakan kamar mandi dan sumur yang sudah ada di belakang gubuk itu.

Keluarganya mengirimkan makanan dan logistik lain dengan cara meletakkan kebutuhan itu di tempat khusus.

 

Dengan niat sendiri seorang warga isolasi mandiri di pekarangan rumahnya di Pedukuhan Menguri, Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Ia pulang setelah pabriknya di Tangerang merumahkan semua buruh.HO Dengan niat sendiri seorang warga isolasi mandiri di pekarangan rumahnya di Pedukuhan Menguri, Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Ia pulang setelah pabriknya di Tangerang merumahkan semua buruh.
Suparno berharap, Poniran benar-benar mengarantina diri selama 14 hari. Dia mengapresiasi niat pemudik yang memperhatikan kesehatan bersama.

Apalagi, Menguri memang tidak menyediakan fasilitas untuk menampung pemudik seperti halnya desa-desa lain.

Warga juga tidak bersedia fasilitas umum untuk menampung sementara pemudik.

Karenanya, warga pedukuhan menggencarkan himbauan untuk para perantau tidak pulang kampung dulu sebagai upaya untuk menghadang penyebaran virus SARS CoV-2 masuk desa.

“Tapi kalau mau pulang ya tidak mungkin ditolak, karena kan pulang ke rumahnya sendiri,” kata Suparno.

Baca juga: Sempat Isolasi Mandiri, Buruh Panggul Positif Corona Dirawat di RS PTN Unud

Lurah Hargotirto, Sabarno mengharapkan, inisiatif Poniran menjadi contoh untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Kesadaran pribadi dinilai sangat penting.

“Apresiasi atas nama desa untuk Pak Poniran ini,” kata Sabarno juga via telepon.

Hargotirto juga tidak menyediakan fasilitas khusus untuk para pemudik.

Pemerintah desa lebih memilih menggencarkan imbauan bagi para perantau desanya agar menunda mudik sampai wabah Covid-19 usai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com