Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Gay yang Digerebek Satpol PP Saat Mandi Bareng Masuk ke Tempat Wisata Lewat Jalan Pintas

Kompas.com - 21/04/2020, 12:18 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 16 pria yang diduga gay digerebek petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat sedang mandi bareng di sebuah lokasi pemandian air panas di Gunung Panjang, Desa Cogreg, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/4/2020) dini hari.

Camat Parung, Yudi Santoso mengatakan, belasan gay itu masuk ke tempat wisata melewati jalan pintas.

Padahal, kata Yudi, pengelola wisata sudah mengatur jam operasional sesuai imbauan pihak desa terhitung mulai sore sudah harus ditutup.

"Sebenarnya pihak wisata sudah mematuhi jam operasional dikurangi, tapi 16 pria ini sengaja menerobos masuk lewat jalan pintas," kata Yudi kepada Kompas.com, Senin (20/4/2020).

Baca juga: Fakta Penggerebekan 16 Gay Saat Mandi Bareng di Pemandian Air Panas di Bogor

Yudi menjelaskan, enam belas orang yang diduga kaum gay itu berasal dari berbagai daerah dan yang terbanyak dari Jakarta.

Adapun inisial pria yang berasal dari Jakarta yakni, AH (29), IA (27), MR (26), GP (24), HS (38) dan MS (22).

Kemudian dari daerah lain yakni, AF (26), AS (38), RH (30), SO (30), LS (28), PS (24), GM (21), AN (25), S (36) dan SA (37).

"Dari Tangerang, Bogor, Sukabumi, Tasik, Banyumas, Brebes, Banyuwangi dan ada yang dari Sumatera," katanya.

Baca juga: Kronologi Penggerebekan 16 Gay Mandi Bareng hingga Lokasi Wisata Ditutup

 

Pasca-penggerebekan itu, 16 gay dipulangkan. Namun, sebelum dipulangkan mereka diminta untuk membuat surat pernyataan.

"Surat pernyataan perjanjian dan diancam apabila suatu waktu kembali ke lokasi khususnya di wilayah Parung. Apabila mengulangi akan diproses sesuai hukum yang berlaku," ujarnya.

"Sebanyak 16 orang itu sudah dipulangkan setelah membuat surat pernyataan," sambungnya.

Baca juga: 16 Gay yang Kepergok Mandi Bareng di Bogor, Diduga Berasal Jakarta dan Tangerang

Sementara itu, Kepala Bidang Ketertiban Umum Satpol PP, Ruslan mengatakan, penggerebekan yang dilakukan pihaknya berawal dari adanya laporan masyarakat yang curiga dengan aktivitas mencurigakan di lokasi pemandian pada malam hari.

Karena khawatir terhadap kerumunan tersebut, masyarakat pun minta agar aktivitas itu segera dibubarkan karena melanggar aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Jadi itu saat tugas di titik check point (PSBB) ada pengaduan dari masyarakat, makanya Satpol-PP beserta camat langsung ke lokasi. Ternyata benar (gay) karena ada berapa pasang. Kejadiannya dini hari, pada saat check point ada kumpulan-kumpulan gitu akhirnya didatengin," katanya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020) malam.

Baca juga: Pengakuan Suami di Sampang Bunuh Pria Selingkuhan yang Hamili Istrinya: Tidak Menyesal, Puas Hati Saya

 

(Penulis : Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan | Editor : Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com