Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Deras 2 Jam, Puluhan Rumah di Cianjur Terendam Banjir

Kompas.com - 21/04/2020, 12:10 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Puluhan rumah di sejumlah tempat di kawasan perkotaan Cianjur, Jawa Barat, terendam banjir, Selasa (21/4/2020).

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa di pagi hari itu. Namun, barang dan perabotan rumah milik warga rusak karena terendam banjir.

Pantauan Kompas.com di Kampung Cikaret, Kelurahan Sawah Gede, air setinggi setengah meter menggenangi rumah-rumah warga.

Sumber air berasal dari luapan air selokan yang melintasi permukiman padat penduduk tersebut.

"Turun hujan sejak pagi, sekitar dua jam. Sekarang lumayan sudah surut. Tapi, tadi air tingginya sampai segini (sepinggang)," kata Saripudin (62), warga Gang H. Amin RT01/02, Cikaret, Selasa.

Baca juga: Ibunya Meninggal karena Corona, Bayi di Cianjur Ini Jadi PDP

Hujan deras sejak subuh

Disebutkan, sebelum banjir merendam wilayahnya, hujan turun sangat deras sejak subuh.

"Kasur basah, barang-barang dan perabotan, semuanya kena. Listrik terpaksa diputus karena khawatir ada genangan air di rumah,” ujar dia.

Di tempat terpisah, Ketua RW 01 Gang Alfalah, Cikaret Firman menyebutkan, puluhan rumah warga tergenang air akibat luapan air dari selokan.

"Paling parah di RT 01, air merendam rumah warga setinggi 1 meter," kata Firman.

Warga masih berupaya mengeluarkan barang dan perabotan dari dalam rumah yang tergenang air.

"Belum dihitung kerugiannya. Namun, memang banyak rumah warga yang terendam," ucapnya.

Baca juga: Hasil Tracing Kontak Pasien Positif Covid-19 di Cianjur, Didominasi Tenaga Medis

Akibat selokan tersumbat

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Mokhamad Irfan Sofyan menyebutkan, masih melakukan asesmen terkait jumlah rumah yang terdampak.

"Masih di data. Petugas sudah di lapangan, karena banjirnya terjadi di beberapa titik lokasi,” kata Irfan kepada kompas.com via telepon seluler, Selasa.

Terkait penyebabnya, Irfan menenggarai dari curah hujan yang tinggi ditambah kondisi selokan atau saluran air yang tersumbat.

“Saat debit air tinggi jadinya tidak mengalir sehingga naik ke permukaan,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com