Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona di Papua, Tenaga Medis: Hanya Merawat dengan Meraba-raba

Kompas.com - 21/04/2020, 10:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Tenaga medis di Provinsi Papua Barat dan Papua mengkhawatirkan outbreak atau ledakan pandemi Covid-19, meski jumlah kasus di wilayah itu relatif lebih rendah dibandingkan Jabodetabek.

Di Papua Barat, pengujian hasil tes Covid-19 masih berjalan lambat, kondisi yang menurut seorang dokter bisa berujung pada outbreak.

Jika hal itu terjadi, fasilitas kesehatan, baik di Papua Barat maupun Papua, dinilai tak akan siap melayani pasien yang ada.

Baca juga: Kabar Baik, 10 Pasien Positif Corona di Papua Dinyatakan Sembuh

Pemerintah mengklaim akan mempercepat tes untuk daerah itu dengan melakukan tes cepat molekuler (TCM) Tubercolosis (TBC), sebagai alternatif tes reaksi rantai polimerase (PCR).

Namun, hingga pertengahan April, menurut Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Papua Barat, tes itu belum bisa dilaksanakan di provinsi tersebut.

Baca juga: Bertambah 12, Jumlah Kasus Covid-19 di Papua Capai 107

'Hanya merawat dengan meraba-raba'

Tenaga medis di Papua Barat mengatakan menemukan kasus positif di Papua Barat memang cenderung sulit karena kesulitan mereka dalam menguji hasil tes. Antara foto Tenaga medis di Papua Barat mengatakan menemukan kasus positif di Papua Barat memang cenderung sulit karena kesulitan mereka dalam menguji hasil tes.
Tenaga medis di Papua Barat mengatakan menemukan kasus positif di wilayah itu cukup sulit karena hambatan yang mereka hadapi dalam menguji hasil tes swab.

Faisal, seorang perawat di RSUD Kota Sorong, Papua Barat, menjelaskan spesimen tes sempat tidak bisa diuji selama sekitar tiga minggu karena akses dari dan keluar kota Sorong ditutup sejak awal April.

Padahal, pengujian harus dilakukan di luar kota, baik Jakarta atau Makassar, karena Papua Barat belum memiliki laboratorium yang bisa mengecek spesimen Covid-19.

Baca juga: UPDATE Corona di Papua: 89 Kasus Positif, Ditemukan Kasus Perdana di Nabire

"Kami hanya merawat pasien dengan meraba-raba, artinya nggak tahu (mereka) positif atau negatif. Tetap (menjaga) safety kita," ujar Faisal (13/4/2020).

"Masyarakat di luar was-was, terlebih kami di rumah sakit, dengan APD yang terbatas."

Hingga pertengahan April, di Kota Sorong, satu orang telah meninggal akibat positif Covid-19.

Faisal menambahkan satu pasien dalam pengawasan, PDP, yang merupakan tetangga korban meninggal itu tak lama juga meninggal sebelum sempat dites Covid-19.

Baca juga: Pendaftar Kartu Prakerja Berasal dari Aceh hingga Papua, Terbanyak dari Pulau Jawa

Spesimen dari Sorong baru kemudian diuji lagi sejak pengiriman sejumlah hasil tes ke Makassar tanggal 15 April, ujar Dokter Tumpal Simatupang, yang berdinas di RSUD Sorong.

Meski jaraknya lebih dekat dengan Jayapura, Papua, yang telah memiliki Balitbangkes untuk mengecek spesimen, Tumpal menyebut akses Jayapura yang dibatasi mempersulit petugas kesehatan mengirim spesimen ke sana.

Hingga Minggu (19/4/2020), setidaknya ada 7 kasus positif Covid-19 di Papua Barat dengan 1 kematian

Baca juga: Bertambah 5, Jumlah Kasus Positif Corona di Papua Jadi 80

Tunggu hasil tes hingga dua minggu

Namun, spesimen tes di Sorong tidak bisa diuji selama sekitar tiga minggu karena akses dari dan keluar kota Sorong ditutup (mulai 01/04). Antara foto Namun, spesimen tes di Sorong tidak bisa diuji selama sekitar tiga minggu karena akses dari dan keluar kota Sorong ditutup (mulai 01/04).
Di Manokwari, daerah dengan setidaknya dua kasus positif, kesulitan pengiriman spesimen juga terjadi. Hal tersebut disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia, IDI, Manokwari, Adhe Ismawan.

Adhe menceritakan, spesimen awalnya hanya bisa dikirim ke Jakarta, sebelum kemudian diputuskan untuk bisa dikirim ke Makassar.

"Sampai Jakarta pun masih mengantre lagi dengan provinsi lain. Kami Manokwari harus menunggu 10 hari bahkan dua minggu untuk mendapat hasil," kata Adhe.

Untuk pertama kalinya, spesimen dikirimkan ke Makassar dengan pesawat sipil (11/4/2020).

Baca juga: Bertambah 5, Jumlah Kasus Positif Corona di Papua Jadi 80

Kesulitan dalam transportasi ini, disebut Adhe, telah mempersulit tenaga kesehatan mencari kasus positif di masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com