Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Keluarga Pasien Tak Jujur di Cirebon hingga 21 Tenaga Medis Diisolasi

Kompas.com - 21/04/2020, 08:14 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Letkol CKM Dr Wildan Sani SpU, Dandenkesyah Cirebon menjelaskan kronologi pasien Covid-19 yang tidak jujur hingga menyebabkan 21 tenaga medis RS TNI Ciremai diisolasi.

Kejadian ini bermula saat pasien berinisial M (70) masuk IGD RS Ciremai dengan kondisi penurunan kesadaran dan gangguan pernapasan pada Selasa (14/4/2020). Pasien masuk diantar sejumlah anggota keluarganya.

Baca juga: Keluarga Pasien Tidak Jujur, 21 Tenaga Medis di Cirebon Diisolasi

Tim medis kemudian menanyakan riwayat pasien kepada keluarga pasien sesuai dengan protokol yang ditetapkan pemerintah, antara lain: melacak riwayat perjalanan, mewawancarai, dan mencari kemungkinan bertemu seseorang dengan gangguan pernapasan dan lainnya.

“Sayangnya keluarga pasien kurang terbuka. Karena kondisi pasien gawat, kami langsung melakukan pertolongan dengan standar prosedur level 2. Staf kami sudah menggunakan APD level 2 sesuai protokol menteri kesehatan,” kata Wildan saat konfrensi pers di ruang Public Safety Center (PSC) Kota Cirebon, Senin (20/4/2020).

Setelah dilakukan tindakan medis di IGD, pasien berangsur stabil, tekanan darah dan tensi turun serta pernapasan membaik. Pasien dipindah ke ICU. Tim medis juga melaksanakan rapid test, hasilnya negatif.

Sore harinya, tim medis mendapatkan informasi bahwa pasien pernah kontak dekat dengan anggota keluarga yang berstatus PDP dan sudah meninggal.

Dia membuka bungkus plastik dan peti jenazah anggota keluarga yang suspect Covid-19 sebelum dimakamkan.

Setelah mengetahui hal itu, tim medis RS TNI Ciremai langsung melakukan rangkaian tes dan pemeriksaan lanjutan, antara lain pemeriksaan radiologi dan didapatkan hasil bahwa paru-paru pasien terdapat cairan kuning yang merupakan indikasi positif Covid-19.

Dokter juga melakukan swab test namun hasilnya belum keluar.

Keadaan medis pasien, kata Wildan, semakin menurun sehingga dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (15/4/2020) pukul 00.15 WIB.

Tim medis juga langsung melakukan memakamkan pasien sekitar pukul 09.00 WIB sesuai protokol pemakaman Covid-19.

Klafirikasi hoaks dokter meninggal

Kejadian ini menjadi viral di beberapa media sosial di sekitar Cirebon.

Salah satu informasi yang berkembang adalah kejadian itu juga menyebabkan salah satu dokter ahli saraf kota Cirebon meninggal dunia.

Wildan membenarkan bahwa ada informasi viral di media sosial yang menyebut salah satu dokter ahli saraf yang menangani pasien tersebut telah meninggal dunia.

Baca juga: Satu Pasien Diisolasi di RSD Gunung Jati Cirebon Positif Corona

 

Wildan menegaskan informasi tersebut adalah tidak benar. Ketiga dokter yang menangani pasien tersebut dalam kondisi baik baik saja dan sedang menjalani karantina mandiri.

“Kami tekankan bahwa itu tidak benar. Dokter Ludmilah, spesialis saraf sampai hari ini dalam keadaan sehat walafiat, sejak pagi hingga siang ini masih berkomunikasi dan memang menjadi salah satu dokter yang melakukan isolasi mandiri,” tutup Wildan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com