Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Pembagian Sembako yang Ricuh di Cibinong, Bogor

Kompas.com - 21/04/2020, 07:00 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Pembagian sembako yang berujung kericuhan di Kantor Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bermula dari kesalahan informasi.

Kepala Baznas Kabupaten Bogor KH Lesmana mengatakan, tidak ada undangan khusus untuk warga mengenai pembagian sembako di halaman kantor.

Dia menyatakan bahwa saat itu masyarakat yang datang sama sekali tidak terduga, sehingga desak-desakan tak bisa dihindarkan.

Baca juga: Pembagian Sembako di Cibinong Ricuh, Bupati Bogor Tegur Baznas

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan Pemerintah Kabupaten Bogor akhirnya tidak dipatuhi oleh warga.

"Ini mereka murni datang dari mulut ke mulut, yang datang ini spontan masyarakat. Masalahnya ini kan PSBB," ujar Lesmana saat dikonfirmasi, Senin (20/4/2020).

Meski demikian, Lesmana mengakui bahwa pada akhirnya Baznas tetap melayani warga yang telah datang, untuk menghindari kericuhan yang lebih besar.

Sebab, saat itu Baznas masih memiliki stok untuk diberikan, walaupun bantuan tersebut pada akhirnya tidak tepat sasaran.

"Saya tidak tahu karena sudah 500 orang datang, karena ini untuk perut ya kami sediakan. Ini tak tepat sasaran," kata dia.

Baca juga: Sumsel dan Palembang Belum Ajukan PSBB, Ini Alasannya

Bukan untuk warga umum

Lesmana menjelaskan bahwa awalnya bantuan sembako itu hanya diperuntukkan bagi lingkup pondok pesantren, seperti guru ngaji, para ustaz dan amil.

Bantuan berupa beras dan mi instan itu juga tidak diperuntukkan bagi masyarakat umum yang hanya bermodal KTP dan KK.

"Awalnya bantuan sembako berupa beras 5 kilogram dan 10 bungkus mi instan itu untuk lingkungan pesantren, dengan meminta para camat dan kades mendata setiap guru ngaji, ustaz dan santri yang ada," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com