Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Kenduri Ruwahan Jelang Ramadhan Tahun Ini...

Kompas.com - 21/04/2020, 06:13 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tradisi ruwahan atau kepercayaan masyarakat mengirim doa untuk leluhur yang sudah meninggal biasanya digelar sebulan menjelang bulan puasa.

Namun, di tengah pandemi corona ini, tradisi yang melibatkan massa dalam jumlah banyak dibatalkan.

Seperti di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, tradisi ruwahan hingga rasulan (tradisi ucapan rasa syukur saat panen) diundur atau ditiadakan.

Baca juga: Lestarikan Tradisi di Tengah Pandemi Covid-19, Desa Bandungrejo Gelar Nyadran

Masyarakat masih melaksanakan tradisi, tetapi dari rumah masing-masing, tidak ada kenduri.

Seperti tradisi ruwahan atau tradisi yang dilakukan mulai pertengahan bulan Ruwah karena itu disebut sasi ruwah dalam bahasa Jawa. 

Biasanya masyarakat membuat makanan ketan, kolak, dan apem. Sebagian wilayah di Gunungkidul dalam menjalankan tradisi ini melaksanakan kenduri, namun sebagian lainnya hanya membuat tiga makanan tersebut dirumah dan membagikannya ke tetangga atau saudara.

"Tradisi yang melibatkan jumlah massa yang banyak diimbau untuk tidak dilakukan. Kalau bulan seperti ini ruwahan dan tradisi rasulan," kata Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Agus Kamtono saat dihubungi melalui telepon Senin (20/4/2020). 

Diakuinya, masih ada masyarakat yang melaksanakan, namun tidak melibatkan dalam jumlah banyak. Mereka hanya melakukan tradisi secara mandiri di rumahnya.

"Acara yang dibiayai dari danais (dana keistimewaan) sementara tidak dilaksanakan dulu," kata Agus Kamtono.

Kepala Bidang Pelesatarian Warisan dan Nilai Budaya, Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Agus Mantara menambahkan, untuk tradisi yang dibantu dari anggaran dinas digeser ke akhir tahun.

Seperti wayang, yang sering dipentaskan saat tradisi bersih desa atau tradisi lainnya.

"Biasanya menjelang bulan puasa masyarakat menggelar tradisi seperti nyadran, hingga labuhan. Namun karena kondisi seperti ini tidak dilakukan," ucap Agus Mantara.

Salah seorang warga Kecamatan Tanjungsari, Marjono mengatakan, di desanya masih melaksanakan tradisi ruwahan dengan cara kenduri. Namun demikian, masyarakat tetap menjaga jarak aman selama pelaksanaan tradisi.

"Sudah (melaksanakan tradisi ruwahan) kemarin Rabu (15/4/2020)," ucap Marjono. 

Baca juga: Demi Keselamatan Bersama, Tradisi Munggahan Jelang Ramadhan Ditiadakan

Masyarakat membawa makanan sayur lombok dengan tempe utuh, nasi tumpeng dan makanan tradisional lainnya. Tahun ini karena ada pandemi corona sejumlah makanan tidak ada seperti ketan, kolak, dan apem.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com