Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/04/2020, 19:20 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Sekretaris BPBD Klaten Nur Tjahjono Suharto mengatakan, belum ada referensi secara ilmiah kemunculan cacing dari dalam tanah secara masif atau jumlah banyak terkait dengan sebuah bencana.

Menurut dia, munculnya cacing dari dalam tanah tersebut karena anomali yang mengganggu habibat cacing tersebut.

"Fenomena (kemunculan cacing) sudah dibahas oleh BMKG dan beberapa pakar. Sebenarnya kan belum ada sebuah referensi secara ilmiah bahwa kemunculan cacing tanah dari dalam tanah secara masif atau jumlah banyak terkait dengan sebuah bencana," kata Nur saat dimintai konfirmasi Kompas.com terkait kemunculan cacing dari dalam tanah di Klaten, Jateng, Senin (20/4/2020).

Baca juga: Tidak Hanya di Solo, Cacing Dalam Jumlah Banyak Juga Muncul di Klaten

"Meskipun di Bantul dulu sebelum terjadi bencana gempa bumi sudah muncul fenomena serupa," kata Nur menambahkan.

Menurut dia, para ahli belum sepakat bahwa kemunculan cacing dalam jumlah banyak dari dalam tanah itu terkait dengan bencana alam.

"Tapi, sekali lagi pernah ada fenomena tersebut yang disebut dengan prekursor atau awalan sebuah kejadian (fenomena awal dari sebuah kejadian alam)," ungkapnya.

Nur mengungkap, kejadian munculnya cacing dalam jumlah banyak dari dalam tanah tersebut lebih kepada fenomena alam. Mungkin ada anomali yang menganggu habibat cacing.

"Jadi kita sikapi bijaksana bahwa ini bagian dari fenomena alam. Mungkin anomali cuaca bisa atau ada sesuatu tempat kehidupan hewan itu terganggu. Sekali lagi itu belum menunjukkan sebuah bencana alam, karena para ahli belum memiliki pendapat yang sama," ujar dia.

Baca juga: Banyak Cacing Muncul di Solo, Ahli Sebut Berkaitan dengan Aktivitas Gunung Berapi

Sebelumnya diberitakan, fenomena kemunculan cacing dari dalam tanah dengan jumlah yang banyak tidak hanya terjadi di Kota Solo, Jawa Tengah.

Fenomena serupa ternyata juga terjadi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Kemunculan cacing itu kemudian viral di media sosial Instagram. Salah satunya seperti yang diunggah oleh akun @kabar_klaten.

Cacing-cacing itu muncul dari lahan persawahan dan pekarangan kosong yang jarang dijangkau masyarakat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Regional
Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Regional
DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

Regional
GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

Regional
Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Regional
Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Regional
Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Regional
Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Regional
Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Regional
Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Regional
Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Regional
Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Regional
Bersama Membangun Pulau Rempang

Bersama Membangun Pulau Rempang

Regional
Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Regional
Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com