Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Abdulloh, Pemudik yang Isolasi Diri di Bantaran Sungai

Kompas.com - 20/04/2020, 15:21 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Abdulloh Al Mabrur (42), memilih mengisolasi diri selama 14 hari dengan mendirikan tenda di Bantaran Sungai Kecu setelah pulang mudik dari Pekanbaru, Provinsi Riau.

Di samping tenda dipasangi poster dari kertas bertulis "Shelter Karantina Mandiri 14 Hari" dan tempat merantau 'Pekanbaru' serta kota tujuan pulang 'Klaten'.

Warga Dukuh Ngaran, Desa Mlese, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah itu sudah enam hari menjalani isolasi diri di bantaran sungai tersebut.

Baca juga: Puluhan Nelayan Diminta Jalani Karantina di Tengah Laut Sebelum Berlabuh

Abdulloh pulang dari Pekanbaru dan tiba di Klaten, Rabu (15/4/2020) pagi.

Namun, dia memilih tidak langsung bertemu dengan istri dan anak-anaknya, tapi memeriksa kesehatan ke Puskesmas setempat.

Abdulloh dinyatakan sehat. Surat hasil pemeriksaan dia serahkan kepada Ketua RT.

Setelah itu, Abdulloh pergi ke bantaran sungai untuk mendirikan tenda isolasi diri.

Baca juga: PSBB Sumbar Disetujui, Wagub: Yang Masuk Akan Kami Karantina

Alasan mengisolasi diri dengan mendirikan tenda di bantaran sungai tak jauh dari rumah.

Dia tidak ingin kepulangannya dari merantau di Pekanbaru membawa penyakit bagi keluarga dan masyarakat di sekitar tempat tinggal.

"Akhirnya saya memilih titik aman saja untuk keluarga dan lingkungan. Saya memutuskan karantina di bantaran sungai," kata Abdulloh saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/4/2020).

 

Abdulloh juga mempunyai alasan lain mengapa memilih isolasi diri dengan mendirikan tenda di bantaran sungai. Dia ingin mengenang masa kecilnya dahulu.

"Di sini (bantaran sungai) dulu tempat masa kecil saya bermain. Ini kan dari rumah cuma 100 meter," kenang suami dari Susanti (30).

Abdulloh merantau ke Pekanbaru sejak 2011. Di sana, Abdulloh bekerja sebagai seorang tenaga kesehatan nonmedis atau biasa dikenal tabib.

Setiap dua atau tiga bulan sekali, dia selalu pulang ke Klaten untuk bertemu dengan keluarga. Tetapi, sudah satu tahun belakangan ini tidak pulang ke Klaten.

Baca juga: Pasien yang Sembuh dari Corona Meninggal Saat Karantina Mandiri

Abdulloh akhirnya memutuskan untuk pulang ke Klaten meski di tengah pandemi wabah Covid-19.

"Istri sempat nangis-nangis karena lama tidak pulang. Pulang-pulang mengisolasi di bantaran sungai," ujarnya.

Abdulloh pun memberikan pemahaman kepada sang istri, mengisolasi diri di bantaran sungai adalah untuk melaksanakan protokol dari pemerintah.

"Kalau anak-anak kangen paling video call," tutur dia.

 

Selama menjalani karantina mandiri di bantaran sungai, semua kebutuhan logistik disuplai oleh keluarga.

Setiap hari adik maupun istrinya datang ke bantaran sungai untuk mengantarkan makanan.

Relawan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Klaten, Danang Heri Subiyantoro mengatakan, Abdulloh sempat meminta saran kepada dirinya sebelum pulang ke Klaten.

Mengingat kondisi saat ini sedang pandemi wabah Covid-19.

Baca juga: Satpam Positif Corona Nekat Mudik, 500 Orang Sekampung Jalani Karantina Mandiri, Semua Akses Ditutup

Danang pun menyarankan kepada Abdulloh untuk mengikuti anjuran pemerintah dengan melakukan isolasi mandiri 14 hari.

"Kemudian pulang ke Klaten pilih isolasi diri di bantaran sungai. Dia memilih ke bantaran karena memiliki cerita. Waktu kecil bermainnya di situ," terang Danang yang juga sahabat dekat Abdulloh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com