Dia menambahkan bahwa alat tersebut lebih disarankan agar digunakan oleh tenaga kesehatan dan petugas yang melayani publik.
Dikarenakan setiap pekerjaan yang berhubungan langsung memiliki risiko terpapar virus lebih besar.
"Yang kita ambil itu terpenting memang menutupi wajah sampai dagu, jadi dari telinga ke telinga sampai tertutup. Paling tidak face shield ini bisa melindungi pemakainya dari cipratan yang besar," ungkapnya.
Sejak dua minggu, sebanyak 1.026 face shield sudah diproduksi dan telah dibagikan ke fasilitas kesehatan di Kabupaten Bogor.
Jumlah ini pun melebihi target awal karena ketersediaan APD di puskesmas sangat minim.
Menurut dia, pembuatan face shield akan terus dilakukan oleh warga binaan untuk memenuhi kebutuhan semua puskesmas yang minim APD.
"Awalnya target kita 1.000 face shield ternyata kalau misalnya dibagi 100 tiap puskesmas 10 itu kayaknya kurang belum lainnya jadi ditambahkan. Tahap awal dibagikan sudah sekitar 850 dan yang siap dikirim saat ini ada 25. Yang waiting list diselesaikan itu kira-kira bisa mencapai 2.000," bebernya.
Adapun penyaluran donasi face shield Lapas Cibinong hingga Sabtu (18/4/2020), yakni sebanyak 275 potong face shield dibagikan ke 18 Puskesmas Leuwiliang, 376 potong ke 25 Puskesmas Ciawi.
Kemudian, Puskesmas Pabuaran Indah 30 potong, Cirimekar 20 potong, Citeureup 20 potong, dan Ciseeng 16 potong.
Sedangkan untuk RSUD Leuwiliang 30 potong, klinik BPSDM 8 potong, dan 28 potong untuk membantu pembuatan pesanan.
Klinik Rutan Pd Bambu 4 potong, P2U Lapas Cibinong 2 potong, RS Trimitra 30 potong, klinik pratama BNN pusat up unit Layanan Tahanan BNN 20 potong.
"Yang siap dikirim ada 180 pieces untuk 12 puskesmas di wilayah Parung serta 50 pieces untuk RSUD Cibinong. Kemudian, untuk waiting list ada 13 puskesmas di wilayah Jonggol, 14 di Jasinga, dan 15 di Cibinong. Jadi yang sudah dibagikan ke beberapa wilayah dan selebihnya akan dikirim karena lagi diproduksi, kami optimis minggu depan sudah terdistribusi semua sesuai targetnya 2.000 sampai minggu depan mudah-mudahan jadi semua," ungkapnya.
Zukhraini menambahkan, setidaknya ada 10 warga binaan yang dilibatkan dalam pembuatan alat pelindung wajah tersebut.
Tentunya pengerjaan yang dilakukan setiap hari ini akan memberi efek positif dan membangkitkan semangat hidup kepada para warga binaan.
"Kami lihat dari efek positifnya kepada warga binaan, jadi mereka merasa ikut berkontribusi dalam pengggulangan Covid-19 ini, meskipun warga binaan terpenjara, tapi tetap bisa aktif melakukan hal yang bermanfaat," imbuhnya.
Menurut dia, jika mengandalkan pembelian dari luar akan tidak cukup, apalagi saat ini APD sudah masuk barang langka.
Baca juga: Dibebaskan, 167 Napi Lapas Magelang Jalani Asimilasi di Rumah
Ia berharap aksi warga binaan ini bisa memberikan contoh kepada Lapas lain ataupun masyarakat dalam membantu penanganan pandemi Covid-19 secara gotong royong.
"Harapan kami daerah lain pun ikut tergerak sama-sama saling bantu, kita ada SDM yang bisa buat terus kerja gotong royong untuk belanja bahannya, jadi bisa bermanfaat, terutama untuk internal Lapas juga, alangkah lebih baik lagi buat sekeliling," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.