Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengantar Jenazah Covid-19 di Padang Rela Seberangi Sungai demi Tuntaskan Tugas

Kompas.com - 19/04/2020, 19:11 WIB
Perdana Putra,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com-Menjadi petugas pemakaman jenazah Covid-19 memang tidak mengenakkan.

Tidak jarang, petugas ini harus menghadapi rintangan seperti penolakan warga hingga melewati medan yang sulit saat mengantar jenazah ke pemakaman.

Semisal yang dialami Dedy Darmady (35), salah satu petugas pemakaman jenazah Covid-19  Kota Padang, Sumatera Barat.

Baca juga: Sederet Kasus Warga Ditetapkan Tersangka akibat Tolak Pemakaman Jenazah Korban Corona

Dedy bersama tujuh orang lainnya, pada Jumat (17/4/2020) mendapat tugas mulia memakamkan satu jenazah Covid-19 asal Padang.

Namun, keluarganya meminta agar jenazah dibawa ke pemakaman keluarga di Koto Baru, Kabupaten Solok.

"Kebetulan keluarga korban meminta dimakamkan di kampung halamannya. Kita memiliki kewajiban untuk mengantarkannya," kata Dedy yang dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020).

Keinginan keluarga korban Covid-19 tetap dituruti. Dedy bersama rekannya membawa jenazah ke Koto Baru.

Selama dua jam perjalanan dari Padang ke Koto Baru yang berjarak 53 kilometer, Dedy dan teman-temannya terus mengenakan alat pelindung diri (APD).

"Kita pakai APD lengkap untuk mengantisipasinya. Kemudian saya juga berdoa sebelum bertugas," kata Dedy.

Baca juga: Polisi Tetapkan Satu Tersangka Baru Kasus Penolakan Jenazah Covid-19 di Banyumas

Perjalanan juga tidak sepenuhnya menggunakan mobil. Di tengah jalan, jenazah harus diangkat ke perahu karet untuk menyeberangi sungai.

Momen Dedy dan rekan-rekannya menyeberangi sungai untuk membawa jenazah ke pemakaman kemudian viral di media sosial. Aksi Dedy dan kawan-kawan diapresiasi warganet.

Dedy mengatakan demi tugas mulia itu, rasa takutnya dihilangkan. Baginya itu adalah tugas dan adalah kewajibannya untuk menjalankan.

 

Istri Sempat Syok

Ketika mendapat tugas menjadi tenaga pemakaman jenazah Covid-19, Dedy sempat memikirkan bahaya yang akan dihadapinya.

"Tiba di rumah diceritakan ke istri, istri sempat syok. Namun setelah diberi penjelasan, istri akhirnya memakluminya," jelas Dedy yang bekerja di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang.

Setiap kali usai melakukan pemakaman jenazah, Dedy selalu membakar APD-nya. Dia juga mandi sebelum pulang ke rumah.

"Ini saya lakukan sebagai antisipasi agar tidak tertular. Saya selalu berdoa agar diberi kesehatan," kata Dedy.

Sedangkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Padang, Mairizon menyebutkan sengaja membentuk tim pengantar dan pemakaman jenazah Covid-19 Kota Padang.

Tim tersebut berisikan delapan orang pegawai DLH.

"Ini instruksi Pak Wali Kota Mahyeldi untuk membentuk tim karena ini merupakan kewajiban Pemkot Padang," kata Mairizon.

Baca juga: Fakta 17 Pedagang Pasar Raya Padang Positif Corona, 3 Meninggal, Pasar Ditutup 5 Hari

Mairizon mengatakan, tidak jarang ada permintaan keluarga untuk dimakamkan di kampung halaman yang jaraknya cukup jauh.

"Tetap kita antar dan makamkan di ke luar daerah jika seandainya keluarga memintanya," kata Mairizon.

Tercatat selain ke Kabupaten Solok, juga pernah tim ini mengantar dan memakamkan ke Pasaman yang berjarak lebih dari 185 kilometer dari Kota Padang.

"Kita selalu ikut mengantarkan. Bahkan Pak Wali Kota Mahyeldi juga ikut mengantarkan ke luar daerah itu," kata Mairizon.

Untuk proses pengantaran dan pemakaman jenazah tersebut, keluarga korban tidak dipungut biaya.

"Termasuk juga jika ke luar daerah. Semuanya ditanggung Pemkot Padang," jelas Mairizon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com