Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Viral Guru Avan, Datangi Satu Per Satu Rumah Murid untuk Mengajar di Tengah Pandemi Corona

Kompas.com - 18/04/2020, 14:59 WIB
Taufiqurrahman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Avan Fathurrahman, seorang guru SDN Batu Putih Laok, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Sumenep, menjadi perbincangan warganet.

Guru ini rela mendatangi rumah muridnya satu persatu, setelah beberapa pekan tidak mengajar di sekolah karena pembelajaran dilakukan secara daring.

Belajar dengan cara ini dirasa tidak berjalan lancar. Penyebabnya, banyak murid yang tidak memiliki smartphone.

Baca juga: Kisah Ponsel Rusak Ditukar Sesuap Nasi di Tengah Pandemi..

 

Belakangan, Kementerian Pendidikan mengeluarkan program pembelajaran di TVRI.

Namun murid-murid Avan ada yang tidak punya televisi.

Perjalanan bagaimana Avan menelusuri satu persatu rumah muridnya, ditulis di akun Facebook miliknya.

Sampai berita ini ditulis, catatan guru yang sehari-hari tinggal di Dusun Toros, Desa Babbalan, Kecamatan Batuan ini, mendapat 2.800 komentar, disukai 12.200, dan dibagikan 5.690 kali.

Kepada Kompas.com, Avan, panggilan akrabnya menceritakan awal perjalanan mengajar para murid.

Pada 16 Maret, pemerintah memutuskan agar siswa belajar di rumah dengan sistem penugasan dari sekolah, karena wabah corona.

Ketika masa belajar di rumah akan berakhir, tiba-tiba pemerintah memperpanjang masa belajar di dengan pola yang berbeda, dari penugasan ke pembelajaran daring.

"Ketika saya hubungi wali murid, ada yang merespons dan ada yang tidak. Yang merespons, kebetulan wali murid sedang tidak beraktivitas. Sedangkan yang tidak merespons, ternyata bekerja sebagai buruh tani karena sekarang musim panen padi," ujar Avan saat dihubungi, Sabtu (18/4/2020).

Avan merasa kesulitan untuk mengontrol aktivitas murid-muridnya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

Bahkan, untuk melanjutkan pembelajaran model daring, tambah sulit lagi.

Di rumah siswa, ada wali murid tidak memiliki smartphone, atau ada juga yang memiliki smartphone, tapi tidak memiiki paket data internet dan sinyal yang sulit.

"Akhirnya saya putuskan mendatangi rumah mereka satu-satu. Saya didik mereka, saya bawa berbagai macam buku agar dibaca dan dipelajari oleh murid-murid," ujar Avan.

Untuk sampai ke rumah murid, ASN angkatan 2010 ini harus menempuh jarak 22 kilometer.

Untuk sampai ke masing-masing rumah, terkadang dia harus jalan kaki karena jalannya tidak bisa dilewati motor.

"Kalau turun hujan, jalannya berlumpur. Jadi saya jalan kaki dan motor saya titipkan di rumah warga," katanya.

Avan Fathurrahman, guru SDN Batu Putih Laok saat berada di rumah muridnya sambil memberikan tugas dan buku pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan Avan seminggu tiga kali.Dok.Avan Fathurrahman Avan Fathurrahman, guru SDN Batu Putih Laok saat berada di rumah muridnya sambil memberikan tugas dan buku pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan Avan seminggu tiga kali.

Kegiatan ini dilakukan suami Fadilatun Laila ini tiga kali dalam sepekan.

Sebab, jika setiap hari dirinya tidak sanggup. 20 siswa didatangi dalam satu hari, waktunya tidak cukup.

Saat dirinya tiba di rumah siswa, tidak langsung bertemu dengan sang anak.

Sebab para murid masih membantu orangtuanya di ladang, menyabit rumput untuk pakan ternak, dan lainnya.

"Saya bagi seminggu tiga kali. Alhamdulillah istri saya sangat mendukung," ungkapnya.

Baca juga: Kisah Bocah 9 Tahun Sumbangkan Tabungannya untuk APD Petugas Medis

Langkah ini diambil Avan karena inisiatif pribadinya, bukan karena tuntutan pihak sekolah.

Guru-guru yang lain di sekolahnya tidak melakukan hal yang sama. Karena inisiatif sendiri, sehingga upayanya itu belum mendapat respons dari Dinas Pendidikan Sumenep.

"Sampai sekarang belum ada tanggapan apapun dari pemerintah. Tapi saya kira tidak perlu ditanggapi, apalagi yang saya lakukan melanggar anjuran pemerintah untuk bekerja di rumah," ujar dia.

Sepanjang perjalanannya itu, Avan merasakan kejadian memilukan.

Ada salah satu wali murid nekad mau membeli ponsel agar anaknya bisa mengerjakan tugas online dari gurunya.

Namun keinginan itu dilarang Avan. Sebab, uang untuk membeli ponsel diperboleh dari berutang.

"Saya larang wali murid ganti handphone yang tanpa internet ke smartphone. Apalagi dia mau utang dulu. Ini memilukan bagi saya sehingga saya memilih datangi murid-murid," ungkap guru yang sudah banyak menulis buku cerita anak ini.

Di tengah pandemi corona ini, Avan mengaku merasa was-was menjalankan aktivitasnya.

Sebab, dia yang seharusnya tidak keluyuran, justru menyambangi rumah-rumah warga.

Meskipun Kabupaten Sumenep masih zona hijau, dirinya berdoa agar tidak terjangkit corona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com