Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sebungkus Nasi, Ada Cerita Para Chef yang Dirumahkan

Kompas.com - 18/04/2020, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah chef atau koki yang tergabung di Indonesian Chef Association (ICA) Badan Pengurus Cabang (BPC) Banyuwangi memasak nasi bungkus untuk masyarakat terdampak Covid-19 di Kota Banyuwangi.

Chef yang bergabung di kegiatan tersebut sebagian besar sudah tidak bekerja lagi. Mereka dirumahkan oleh hotel atau restoran tempat mereka bekerja karena terdampak Covid-19.

Hari itu Rabu (15/4/2020) para chef menyiapkan menu krengsengan kambing.

Baca juga: Kondisinya Membaik, Pasien Positif Covid-19 di Banyuwangi Diisolasi di Rumah Dinas Bupati

Dibantu oleh komunitas kuliner di Banyuwangi, mereka mengolah makanan di dapur umum di halaman Kecamatan Kota Banyuwangi. Mereka juga turun tangan ikut mendistribusikan ke masyarakat.

"Hari ini menunya kresengan kambing. Alhamdulilah kawan-kawan dari komunitas Banyuwangi Kuliner sudah siapkan dua ekor kambing. Kami yang masak," kaya Yudis, chef Hotel El Royale kepada Kompas.com, Rabu sore.

Yudis mengaku sudah beberapa minggu tidak bekerja karena hotel tempatnya bekerja sudah merumahkan sebagian besar pegawainya.

Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Pemkab Banyuwangi Pesan 1 Juta Masker Kain dan Dibagikan Gratis ke Warga

Beruntung Yudis masih memiliki tabungan dan uang THR yang diberikan awal untuk mencukupi kebutuhannya selama tidak bekerja.

"Rasanya sedih tidak bisa masak lagi di hotel. Pas ditawari buat masak di dapur umum ini langsung saya iyakan. Sudah enggak mikir dua kali. Saya ikut terdampak tapi rasanya bahagia bisa ikut berbagi. Walaupun hanya urun tenan," kata Yudis.

Hal senada juga diceritakan oleh Gofar, salah satu chef di Restoran Mascot. Seperti halnya Yudis, Gofar juga dirumahkan oleh tempatnya bekerja.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-sehari, dia mengandalkan uang tabungannya.

Baca juga: ODP dan PDP Bertambah, Pemkab Banyuwangi Ajukan 5 Rumah Sakit Rujukan Covid-19

Pengendara motor melintas di depan mural tentang pandemi virus corona atau COVID-19 di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, Jawa Barat, Jumar (3/4/2020). Mural tersebut ditujukan sebagai bentuk dukungan kepada tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi COVID-19 di Indonesia. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/pras Pengendara motor melintas di depan mural tentang pandemi virus corona atau COVID-19 di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, Jawa Barat, Jumar (3/4/2020). Mural tersebut ditujukan sebagai bentuk dukungan kepada tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi COVID-19 di Indonesia.
Selain itu Gofar dan keluarganya memilih tinggal di mes perusahaan agar lebih hemat karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk kontrakan.

"Mau pulang kampung tapi kondisi seperti ini. Ya gimana lagi. Harus sabar dan berdoa semoga semuanya normal dan bisa bekerja seperti biasa," kata Gofar.

Menurut Gofar, dari 80-an chef di Banyuwangi yang tergabung di asosiasi, hampir sebagian besar dirumahkan.

Hotel dan restoran di Banyuwangi, selama ini mengandalkan pariwisata. Sementara saat pandemi Covid-19, kondisi pariwsata di Inonesia terus menurun.

Baca juga: Di Banyuwangi, 1 PDP Meninggal dan Hasil Tes Swab Positif Covid-19

Hal yang sama juga diceritakan oleh Andri. Pria yang bekerja di Hotel Mahkota Plengkung mengatakan di awal pandemi, dia masih bekerja dan digaji harian.

Namun setelah Covid-19 semakin meluas, ia dirumahkan.

"Semoga bisa segera kerja. Rasanya enggak enak menganggur," kata Andri.

Baik Yudis, Gofar, dan Andri serta rekan seprofesinya bergantian memasak nasi bungkus di dapur umum yang didirikan di Kantor Kecamatan Kota Banyuwangi.

Baca juga: Di Banyuwangi, Dompet Dhuafa Hadirkan Bilik Disinfektan “Drive Thru” Bagi Ojek Online

Mereka mulai memasak di dapur umum mulai jam 06.00 WIB hingga 16.00 WIB. Setiap hari, sedikitnya mereka memasak untuk 500 porsi nasi bungkus.

Menu yang disajikan juga berbeda-beda setiap hari. Selain krengsengan kambing, mereka juga memasak ayam sambal ijo, mie goreng, ikan laut, dan berbagai jenis sayuran.

"Memang nasi bungkus. Tapi kami ingin menyajikan menu yang istimewa. Kami ingin yang terbaik untuk warga," kata Yudis.

Baca juga: Empati dari Banyuwangi, Bagikan Kupon Makan Gratis di Tengah Pandemi

Kolaborasi di Banyuwangi

Moch Lutfi, Camat Kota Banyuwangi mengerahkan para pemuda untuk mendistribusikan langsung nasi bungkus dan bantuan sembako kepada mayarakat terdampak Covid-19.
KOMPAS.com / RACHMAWATI Moch Lutfi, Camat Kota Banyuwangi mengerahkan para pemuda untuk mendistribusikan langsung nasi bungkus dan bantuan sembako kepada mayarakat terdampak Covid-19.
Dapur umum di Kecamatan Banyuwangi adalah kolaborasi dari berbagai pihak.

Selain Indonesian Chef Association, dapur umum itu didukung oleh Komunitas Banyuwangi Kuliner, UPZ Kecamatan Banyuwangi, Pemuda Etalase, Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) dan staf Kecamatan Kota Banyuwangi.

"Awalnya hanya ide sederhana karena ada yang mau nyumbang kambing. Lalu kita mikir siapa yang masak? Akhirnya kita gandengan para chef dan pihak lain. Alhamdulilah banyak yang dukung," kata Yassin Soepardi, perwakilan dari Banyuwangi Kuliner.

Tidak disangka, menurut Yassin, bantuan terus mengalir mulai dari bahan makanan hingga tenaga.

Baca juga: Banyuwangi Produksi 3.000 APD, Pemkab Gandeng UMKM dan BLK, Diawasi Langsung Dinas Kesehatan

Ratusan nai bungkus yang dibuat dibagikan  langsung ke warga terdampak terutama mereka pekerja harian yang masih harus keluar rumah.

Selama memasak, Yassin mengatakan dapur umum tetap menerapkan aturan salah satunya menjaga jarak. Saat areka, relawan  wajib cuci tangan dan menjaga kebersihan selama di area.

"Hanya orang-orang yang berkepentingan yang masuk. ini untuk menghindari kerumuman, kata dia.

Sementara itu Moch Lutfi, Camat Kota Banyuwangi mendukung penuh kegiatan tersebut. Ia juga mengerahkan para pemuda karang taruna untuk mendistribusikan nasi bungkus tersebut.

Baca juga: Kronologi Pasien Positif Covid-19 Pertama di Banyuwangi, Pulang dari Bali, Hasil Tes Sempat Beda

Selain Asosiasi Chef Indonesia, dapur umum itu didukung oleh Komunitas Banyuwangi Kuliner. UPZ Kecamatan Banyuwangi, Pemuda Etalase, Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) dan staf Kecamatan Kota Banyuwangi.KOMPAS.com / RACHMAWATI Selain Asosiasi Chef Indonesia, dapur umum itu didukung oleh Komunitas Banyuwangi Kuliner. UPZ Kecamatan Banyuwangi, Pemuda Etalase, Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) dan staf Kecamatan Kota Banyuwangi.
"Para pemuda ini kan tau siapa yaang tidak mampu di sekitarnya. Langsung kita minta mereka untuk membagikan nasi. Tengok kanan kiri. Ada yang membutuhkan langsung kasih," kata Lutfi.

Tak hanya nasi bungkus, mereka juga membagikan sembako kepada warga terdampak Covid-19. Mereka mendata ulang warga yang berhak mendapatkan bantuan agar tidak terlewat.

"Agar tidak numpuk. Siapa yang sudah dapat bantuan lagsung dimasukkan dalam sistem. Jadi tahu siapa yang belum dan sudah dapat bantuan," katanya.

Baca juga: Wabah Corona, Rumah Dinas Bupati Banyuwangi Dijadikan Ruang Isolasi Darurat

Selain itu dari 18 kelurahan di Kecamatan Kota Banyuwangi, 10 kelurahan melakukan karantina wilayah secara mandiri untuk mencegah penyebaram virus corona.

Lufi mengatakan di saat pandemi saat ini, yang terpenting adalah kolaborasi dan saling menguatkan dari berbagai pihak

"Kalau jalan sendiri-sendiri pasti berat. Sekarang yang terpenting adalah saling menguatkan. Jangan sampai ada kelaparan," kata Lutfi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com