Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Elly Ajak Keluarga Isolasi Diri di Hutan, di PHK dan Jadi ODP Saat Pulang Kampung

Kompas.com - 17/04/2020, 10:50 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Elly Lasaheng seorang kepala rumah tangga di di Desa Winetin, Kecamatan Talawaan, Kabupaten Minahasa Utara mengajak keluarganya isolasi mandiri di hutan.

Keputusan itu diambil setelah tetangga yang berjarak 10 meter dari rumahnya meninggal karena Covid-19.

Selain itu, Elly adalah orang dalam pemantauan (ODP) karena baru pulang dari luar kota setelah di-PHK oleh tempatnya bekerja.

Elly bercerita sebelum tetangganya meninggal, ia didatangi oleh tiga petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Minahasa Utara.

Baca juga: IDI Imbau Warga Disiplin Jalani Isolasi Mandiri Covid-19

Saat datang, petugas menggunakan APD lengkap.

Petugas kesehatan kemudian meminta izin untuk mengambil sampel darah Elly dna keluarganya untuk memastikan status kesehatannya.

"Mereka mengambil sampel darah saya dan keluarga untuk pemeriksaan. Saya sempat bertanya, kenapa? Kata mereka 'oh hanya untuk memastikan apakah terkena virus atau tidak'," kata Elly ditemui Kompas.com di kediamannya, di Desa Winetin, Jaga III, Kamis (16/4/2020) siang.

Beberapa hari setelah pemeriksaan tersebut, seorang ibu tetangga mereka meninggal karena Covid-19.

Baca juga: Merasa Dikucilkan karena Tetangga Positif Corona Meninggal, Satu Keluarga Pilih Isolasi Diri di Hutan

Saat suami dari ibu yang meninggal itu pulang, Elly merasa tetangga sekitar mulai menghindar. Selain itu ia merasa warga sekitar mulai menjauhi dirinya.

Karena tak ada pilihan, ia pun mengajak keluarganya mengungsi ke hutan dengan membawa bekal untuk kebutuhan sehari-hari.

"Sorenya, suami dari ibu yang meninggal itu tiba di rumahnya. Kemudian, kita melihat tetangga samping rumah sudah menghindar lebih dulu. Kita juga langsung mengungsi, tidak tahu mau ke mana, jadi kita pilih ke hutan saja," ungkap Elly.

Baca juga: Ruang RS Penuh, 3 Pasien Positif Corona di Palembang Jalani Isolasi di Rumah

Selama di hutan, Ely dan keluarganya tidur di bak terbuka dengan beratapkan terpal. Mereka memanfaatkan hasil alam yang ada, seperti ubi-ubian dan ikan.

"Kita juga membuat tenda sendiri untuk memasak," katanya.

Saat malam hari, mereka mengandalkan lilin untuk penerangan. Sedangkan untuk mandi dan cuci pakaian mereka memanfaatkan sungai.

"Sempat juga saat memancing cari ikan di sungai," sebutnya.

"Selama beberapa hari di sana, kadang-kadang kalau tidak ada beras ya hanya rebus ubi saja, nyari di hutan dan mancing di sungai," jelasnya.

Baca juga: Rusunawa Nelayan Lombok Timur Disulap Jadi Ruang Isolasi Covid-19

Pulang setelah ada kepastian dari Dinas Kesehatan

Ilustrasi virus corona, gejala virus corona, isolasi mandiri, karantinaShutterstock Ilustrasi virus corona, gejala virus corona, isolasi mandiri, karantina
Elly dan keluarganya mengisolasi diri di hutan selama empat hari. Mereka baru mau pulang setelah ada pernyataan dari Dinas Kesehatan bahwa Elly dan keluarganya dinyatakan sehat.

"Sekitar empat hari kita mengisolasi diri di hutan. Kita kembali ke rumah karena sudah ada informasi dari Dinkes, hasil pemeriksaan saya dan keluarga, bagus atau tidak terkena virus," ujarnya.

Elly Lasaheng pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumahnya di Desa Winantin.

Saat pulang, Elly mengaku tidak pernah dihubungi oleh pemerintah desa setempat atau dari pihak kabupatn

"Jadi kita pulang, begitu pulang sampai saat ini tidak pernah disentuh oleh pemerintah desa Winantin atau dari pemerintah kabupaten," pungkasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Skivo Marcelino Mandey | Editor: Khairina), Tribunpapua.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com