Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Seorang Ayah Jual HP Rusak demi Beli Beras untuk 5 Anaknya

Kompas.com - 17/04/2020, 05:00 WIB
Hadi Maulana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Ason Sopian, warga Kavling Kamboja, Blok B1, Nomor 87, RT 004 RW 015, Kelurahan Sei Pelenggut, Kecamatan Sagulung, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), tidak pernah menyangka apa yang telah dilakukannya malah menjadi viral seperti sekarang ini.

Ason terpaksa menjual ponsel rusak demi membeli beras untuk dimakan bersama istri dan lima anaknya. Kondisi Ason pun menjadi viral di media sosial dan menarik simpati banyak orang. 

Ditemui di kediamannya, bapak lima anak ini mengaku masih tidak percaya atas apa yang dialaminya saat ini, ternyata di Batam masih banyak orang baik yang mau berbagi rezekinya kepada orang miskin seperti dirinya.

“Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi, hanya doa yang bisa saya panjatkan saat ini atas apa yang saya dapatkan dari orang-orang baik yang ada di Batam,” kata Ason sembari menunjukkan kehidupannya di sebuah rumah di kawasan Kavling Kamboja, Kamis (16/4/2020).

Baca juga: Viral Video Warga Diduga Terinfeksi Corona di Batam, Ternyata Pingsan karena Kelaparan

Sambil memangku anaknya, Ason menceritakan kejadian ini berawal dari kebingungannya untuk membeli beras untuk dimakan bersama istri dan lima anaknya di rumah.

Selain tidak memiliki uang, akibat dampak virus corona atau Covid-19, Ason tidak lagi bekerja untuk mencari nafkah.

“Saya kerja serabutan, jadi apa yang bisa dikerjakan, saya kerjakan. Yang terpenting mendapatkan uang dan uangnya bisa dibawa pulang,” ungkap Ason.

Biasanya, kata Ason, per hari ia bisa membawa pulang uang Rp 25.000 hingga Rp50.000.

Namun sejak wabah Covid-19 melanda Indonesia, khususnya di Batam, Ason sulit untuk mendapatkan upah harian dari orang lain.

Akhirnya, untuk memenuhi kebutuhan makan, Ason memberanikan diri menjual ponsel rusak yang dimilikinya. Ia berharap ponsel itu bisa dibeli orang dan uangnya akan dibelikan beras.

Ia juga tahu bahwa harga jual ponsel rusak tersebut tidak cukup untuk membeli beras.

Ia mengaku istrinya juga bekerja sebagai buruh pembuat tempe dengan penghasilan Rp 1 juta per bulan.

“Kalau dirasakan, tentunya tidak cukup. Namun kami buat secukupnya, yang terpenting ada beras untuk dimasak,” imbuhnya.

Ason juga mengaku tidak memiliki pekerjaan bukan karena pilih-pilih, akan tetapi memang karena tidak ada orang yang mau mempekerjakannya.

“Saya tidak ada skill, dulunya pernah kerja di bengkel, namun tidak bertahan lama karena bengkelnya tutup. Dan, akhirnya saya kerja serabutan ke sana ke mari. Dan, setelah corona ini, sulit untuk mencari pekerjaan serabutan itu, karena banyak yang berdiam diri di rumah,” terang Ason.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com