Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Dikucilkan karena Tetangga Positif Corona Meninggal, Satu Keluarga Pilih Isolasi Diri di Hutan

Kompas.com - 16/04/2020, 16:41 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Khairina

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Satu keluarga di Desa Winetin, Kecamatan Talawaan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, melakukan isolasi mandiri di hutan.

Mereka mengisolasi diri atas inisiatif sendiri, karena salah seorang tetangga mereka meninggal positif virus corona atau Covid-19.

Elly Lasaheng yang merupakan kepala keluarga mengatakan, tetangga yang meninggal seorang ibu.

Baca juga: Sedang Isolasi Mandiri, Satpam RS Positif Covid-19 Pulang Kampung Hadiri Tahlilan, Main Voli, dan Bagikan Nasi

Sebelum tetangganya meninggal, ada tiga orang petugas memakai pakaian lengkap alat pelindung diri (APD) datang ke rumah mereka.

Para petugas ini meminta izin untuk melakukan pemeriksaan. Menurut Elly, para petugas ini dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Minahasa Utara.

"Mereka mengambil sampel darah saya dan keluarga untuk pemeriksaan. Saya sempat bertanya, kenapa? Kata mereka 'oh hanya untuk memastikan apakah terkena virus atau tidak'," kata Elly didampingi sang istri, Agustin Sigarlaki, saat diwawancara di kediamannya, di Desa Winetin, Jaga III, Kamis (16/4/2020) siang.

Lanjut Elly, setelah beberapa hari diperiksa, mereka mendapat informasi bahwa salah seorang ibu yang menjadi tetangga mereka telah meninggal karena Covid-19.

"Sorenya, suami dari ibu yang meninggal itu tiba di rumahnya. Kemudian, kita melihat tetangga samping rumah sudah menghindar lebih dulu. Kita juga langsung mengungsi, tidak tahu mau ke mana, jadi kita pilih ke hutan saja," ungkap Elly.

Saat mengisolasi diri di hutan, keluarga Lasaheng-Sigarlaki itu sudah membawa bekal untuk kebutuhan di hutan.

"Sekitar empat hari kita mengisolasi diri di hutan. Kita kembali ke rumah karena sudah ada informasi dari Dinkes, hasil pemeriksaan saya dan keluarga, bagus atau tidak terkena virus," ujarnya.

Elly menjelaskan, alasan lain mereka mengisolasi diri di hutan, karena warga mulai menjauhi keluarganya.

Di hutan, Elly dan keluarganya tidur di bak mobil terbuka dengan beratapkan terpal.

"Kita juga membuat tenda sendiri untuk memasak," katanya.

 Baca juga: Pulang dari Jakarta, 8 Pemuda Aceh Besar Pilih Isolasi Diri di Hutan

Saat malam, keluarga ini hanya menggunakan lilin sebagai penerang. Untuk mandi dan mencuci pakaian mereka mengandalkan air sungai.

"Sempat juga saat memancing cari ikan di sungai," sebutnya.

Sejak mereka mengungsi di hutan sampai kembali ke rumah, belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.

"Satu masker pun belum pernah," ujar Elly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com