Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Sistem Belajar Online Membosankan dan Bikin Stres

Kompas.com - 16/04/2020, 15:23 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Mayoritas pelajar yang melaksanakan sistem belajar online dari rumah masing-masing sejak pertengahan Maret lalu, menyatakan jenuh dan bosan dengan sistem belajar yang sekarang sedang dijalani.

Rasa jenuh dan bosan itu dipicu kurang kreatifnya sistem pembelajaran daring yang diterapkan pemerintah akibat mewabahnya virus corona atau Covid-19.

Demikian kesimpulan dari Survei Persepsi Pelajar Jawa Timur tentang dampak Covid-19. Survei dilakukan oleh Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur.

Ketua PW IPNU Jawa Timur, Choirul Muntadiin mengungkapkan, dari survei yang mereka lakukan, mayoritas pelajar di Jawa Timur menilai sistem pembelajaran daring untuk pelajar yang 'dirumahkan' sejak pertengahan bulan lalu, kurang kreatif.

Baca juga: Kapolda Jatim Buka Peta Penyebaran Covid-19 di Surabaya, Ungkap Lokasi Pasien Pertama

Menurut dia, sebanyak 92,29 persen pelajar Jawa Timur yang menjadi responden survei, menginginkan metode belajar daring yang lebih kreatif dan inovatif.

"Hal itu didukung dengan temuan lainnya. Ada 88,75 persen responden yang menganggap sistem kegiatan belajar mengajar (KBM) saat ini menjenuhkan, membosankan dan membuat stres," ungkap Muntadiin, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis, (16/4/2020).

Mayoritas pelajar di Jawa Timur, kata Muntadiin, berdasarkan hasil survei menyatakan lebih senang saat belajar di sekolah.

Survei persepsi pelajar pada kategori ini, 82 persen responden mengaku lebih senang belajar di sekolah, 15 persen menyatakan lebih senang belajar daring, dan sisanya menyatakan tidak tahu.

"Mayoritas pelajar Jawa Timur setuju dengan pernyataan bahwa belajar di sekolah, bertatap muka dengan guru lebih efektif dari pada belajar dari rumah, dengan prosentase 95,42 persen," ujar Muntadiin.

Direktur Student Reseach Center (SRC) PW IPNU Jawa Timur, Ahmad Ainun Najib menambahkan, hasil survei juga mengungkap pendapat para pelajar di Jawa Timur tentang langkah pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19.

 

Mayoritas pelajar yang menjadi responden survei, setuju dengan penerapan pembatasan sosial dan ketentuan menjaga jarak aman.

Najib mengatakan, survei tentang persepsi pelajar di tengah pandemi Covid-19 dilaksanakan pada 28 Maret-11 April 2020.

Baca juga: Kantor Kecamatan di Surabaya Ini Ditutup Setelah Pejabatnya Meninggal di Tengah Wabah Covid-19

Survei itu melibatkan 480 responden dari kalangan pelajar SMP dan SMA. Para responden berasal dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

"Periode pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 28 Maret sampai dengan 11 April 2020," kata Najib.

Adapun metode survei, lanjut Najib, pihaknya menggunakan metode deskriptif kuantitatif.

Survei dilaksanakan dengan teknik multistage random sampling dengan margin of error 5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com