CILACAP, KOMPAS.com- Wabah Covid-19 menghantam seluruh sektor perekonomian rakyat.
Mulai dari pedagang kecil di desa, driver ojek online di pusat kota, hingga nelayan di pesisir pantai turut terdampak akibat wabah ini.
Ketua Kelompok Nelayan Pandanarang, Cilacap, Jawa Tengah, Tarmuji mengungkapkan, bahkan di musim tangkap seperti sekarang, mereka harus dihadapkan dengan kenyataan harga ikan kian anjlok.
“Karena ada corona sekarang distribusi susah, tidak bisa kirim ikan, akhirnya harganya anjlok,” katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (16/4/2020).
Baca juga: Rusunawa Nelayan Lombok Timur Disulap Jadi Ruang Isolasi Covid-19
Tarmuji menyebut, persentase penurunan harga ikan berkisar 30 persen sampai 40 persen.
Semisal ikan bawal putih yang sebelumnya Rp 300.000 per kilogram turun menjadi Rp 230.000 per kilogram.
Harga udang juga turun signifikan dari Rp 200.000 per kilogram menjadi Rp 130.000 per kilogram.
“Selain distribusi yang susah, aktifitas di pasar pelelangan ikan juga makin sepi, kami mendata tangkapan nelayan turun sekitar 40 persen dari biasanya,” ujarnya.
Di tengah gempuran pandemi yang kian mengganas, nelayan kecil di Cilacap dipaksa menelan pil pahit dengan kondisi cuaca ekstrim dan gelombang tinggi.
Dari 1.037 nelayan Pandanarang yang terdata, hanya 70 persen yang mampu melaut.
“Cuaca seperti ini hanya kapal di atas 10 GT yang mampu melaut di lepas pantai 7 mil, sedangkan kapal kecil tidak berani sampai sejauh itu. Padahal sekarang sedang musim tangkap ikan layur, kalau di perairan dangkal ya paling dapat ikan bawal dan udang yang harganya sedang anjlok,” terangnya.
Selain itu, para nelayan turut dihadapi kenyataan barang yang jadi modal melaut harga naik.
"Jadi besar pasak daripada tiang," ujarnya.
Di saat kritis seperti saat ini, satu-satunya harapan nelayan Cilacap, kata Tarmuji, hanyalah bantuan dari pemerintah.
Menurut Tarmuji, jaring tangkap nelayan boleh rusak, tapi jaring pengaman sosial pemerintah jangan sampai ikut koyak.
“Semua mengeluh ke saya, jangankan untuk modal melaut, untuk makan sehari-hari saja sudah bingung dari mana uangnya,” keluhnya.
Baca juga: Heboh Nelayan di Maluku Utara Kubur Ikan Tuna 2 Ton Hasil Tangkapan, Ini Penyebabnya
Sejauh ini, kata dia, belum ada realisasi bantuan dari pemerintah kabupaten (pemkab) maupun pemerintah pusat.
Justru TNI AD yang baru-baru ini membagikan sekitar 497 paket beras kepada para nelayan.
“Kalau sudah seperti ini biasanya nelayan pada banting setir jadi pedagang, yang dijual ya perabotan di rumah, buat makan keluarga,” ungkapnya.
Dia berharap, Pemkab Cilacap dapat secepatnya merespon keresahan dari para nelayan.
Bukan hanya sembako untuk kebutuhan hidup sehari-hari, tapi juga permodalan untuk melaut agar perekonomian tetap berjalan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan