Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir Gugus Tugas: Penyebaran Covid-19 Tertinggi di Medan, Tapi Warganya Belum Juga Sadar...

Kompas.com - 16/04/2020, 07:20 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Mayor Kes Whiko Irwan bercerita, pihaknya banyak menerima laporan bahwa warga di beberapa daerah seperti Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang belum mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Padahal, Kota Medan menduduki ranking satu penyebaran virus corona di Sumut dan sudah ditetapkan sebagai zona merah.

“Ada pertanyaan, sampai hari ini Kota Medan menjadi daerah tertinggi hasil sebarannya, namun sepertinya warga belum juga sadar untuk melakukan pembatasan sosial," kata Whiko dalam konferensi pers secara live di media center Gugus Tugas Covid-19 di kantor gubernur Sumut, Rabu (15/4/2020).

Baca juga: Sedang Tidur di Warung, Seorang Pria di Medan Dibacok Temannya, Ini Motifnya

Bahkan ada laporan yang menyebutkan swalayan di beberapa tempat ramai dikunjungi. Whiko mengingatkan agar menghindari keramaian, menjaga jarak fisik dan menggunakan masker.

Ketiga hal itu menjadi jalan menekan penyebaran Covid-19 di masyarakat, di mana wabah bisa saja menular ke seseorang yang disebutkan sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG).

Menurutnya, OTG adalah orang-orang yang tanpa gejala infeksi saluran pernafasan, namun memiliki riwayat kontak erat dengan penderita Covid-19.

Baca juga: UPDATE: Pasien Positif Covid-19 di Sumut Bertambah Jadi 78 Orang, Terbanyak di Medan

 

Contohnya orang yang membersihkan ruangan penderita Covid-19 tanpa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), berada dalam satu ruangan dengan penderita, atau berada di dalam kendaraan yang sama (angkutan umum) dalam radius jarak satu meter.

Untuk swalayan yang tetap buka selama masa wabah, pihaknya meminta agar pelayanan bagi pelanggan menggunakan nomor antrean untuk membatasi jumlah orang di dalam satu gedung. Pemilik juga harus menyediakan fasilitas pencegah virus selain nomor antrean yaitu tempat mencuci tangan.

PSBB alternatif terakhir 

Jika terjadi lonjakan penyebaran Covid-19, tidak menutup kemungkinan akan diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Meski hal ini  diakuinya sebagai langkah alternatif terakhir untuk menekan pernyebaran virus. Whiko menilai, langkah tegas yang dilakukan dengan merazia tempat keramaian hingga membubarkan kerumunan oleh aparat kepolisian masih memadai.

"Kalau ada indikasi lonjakan, keputusan PSBB akan dipertimbangkan," ucapnya.

Data persebaran Covid-19 disampaikan Whiko, sebanyak 129 orang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) meningkat dari hari sebelumnya sebanyak 101 orang.

Baca juga: Balita 2,5 Tahun PDP Corona di RSUP Haji Adam Malik Medan Meninggal Dunia

Untuk yang positif atau terkonfirmasi mengidap Covid-19 sebanyak 102 orang, dari hasil PCR (78 orang) dan Rapid Test (24). Sementara data meninggal dunia sebanyak 9 orang dan sembuh 12 orang.

“Hasil sebaran, Kota Medan terbanyak merawat PDP yaitu 66 orang," kata Whiko sambil menyampaikan terima kasih kepada para pihak yang telah memberikan donasi melalui Gugus Tugas Covid-19 Sumut.

"Hasil PCR sebanyak 58 orang dan sisanya Rapid Test, keduanya menyatakan positif. ODP-nya sebanyak 739 orang. Meninggal dunia sebanyak 6 orang dan sembuh sebanyak 7 orang. Disusul PDP di Simalungun sebanyak 20 orang dan Deliserdang sebanyak 11 orang.” 

Baca juga: Hasil Rapid Test, 35 Penumpang KM Kelud di Medan Negatif Corona

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com