Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2020, 19:34 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Seorang warga Prancis bersama enam orang pramuria asal Sulawesi Selatan, ditolak turun di Pelabuhan Yos Sudarso, Dobo, Kepulauan Aru, Maluku, saat kapal KM Ngapulu yang mereka tumpangi bersandar di pelabuhan tersebut, Selasa (14/4/2020) malam.

Penolakan itu sempat menuai protes dari warga Prancis yang memaksa turun dari tangga kapal, namun tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang bertugas di pelabuhan tetap bersikeras untuk tidak mengizinkan dia sehingga sempat terjadi adu mulut.

Baca juga: Risma Minta RT/RW Batasi Mobilitas Penduduk dengan Menutup Jalan

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepulauan Aru, Muhamad Jumpa mengatakan, penolakan itu dilakukan sesuai dengan protap demi mencegah penyebaran Covid-19 di Kepulauan Aru.

“Yang jelas apa yang kami lakukan sudah sesuai protap, kami tidak ingin WNA masuk ke sini dan untuk enam penumpang lain itu karena mereka tidak memiliki KTP Aru,” kata Muhamad Jumpa, saat dikonfirmasi dari Ambon, Rabu (15/4/2020).

Dia mengakui, warga Prancis tersebut memiliki semua kelengkapan dokumen termasuk surat sehat dari Kota Ambon, setelah sempat dikarantina di Ambon selama 14 hari, pun surat kesehatan dari Kota Tual serta surat keterangan dari kepolisian.

“Tidak bisa diturunkan, tetap kami menolak dan WN serta enam penumpang itu dikembalikan ke kapal,” ujar dia.

Kepala Pelni Cabang Dobo, Djasman yang dikonfirmasi Kompas.com secara terpisah membenarkan jika penolakan seorang warga Prancis dan keenam pramuria itu telah dikoordinasikan gugus tugas dengan pihak Pelni.

“Benar sekali, sudah koordinasi dan yang mereka yang ditolak itu satu WN Prancis dan enam Pramuria,” kata dia.

Baca juga: 7 Warga Probolinggo Positif Corona Setelah Kontak dengan yang Terinfeksi

Dia mengaku, khusus untuk enam pramuria yang ditolak itu karena tidak memiliki KTP Kepulauan Aru.

Pelni sendiri sangat mendukung kebijakan tersebut untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di Kepulauan Aru.

“Karena mereka ini tidak memiliki KTP Aru, sehingga mereka tidak bisa turun dari kapal dan kami dari Pelni mendukung sepenuhnya keputusan itu," ujar dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com