Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Hadiah Sekolah Inspektur Polisi karena Makamkan Jenazah Covid-19, Bripka Yerry Menangis

Kompas.com - 15/04/2020, 14:09 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Khairina

Tim Redaksi

 

MANADO, KOMPAS.com - Kanit Reskrim Polsek Dimembe, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Bripka Yerry Tumundo, tergerak hati membantu memakamkan jenazah pasien Covid-19 yang sempat terlantar.

Aksi kemanusian yang dilakukan Bripka Yerry mendapat apresiasi dan penghargaan dari Kapolri Jenderal Idham Azis.

Ia mendapat hadiah berupa kesempatan mengikuti Sekolah Inspektur Polisi (SIP) dari Kapolri Jenderal Idham Azis.

Baca juga: Kisah Bripka Jerry Pakai APD Makamkan Jenazah Pasien Positif Covid-19 yang Sempat Ditolak

Yerry mengaku gugup saat video call dengan Kapolri.

"Saat itu saat gugup, karena pimpinan saya paling atas yang video call," katanya saat diwawancara di kediamannya, di Desa Wusa, Kecamatan Talawaan, Minahasa Utara, Selasa (14/4/2020) siang.

Ia mengatakan, dalam video call itu, dirinya mendapatkan apresiasi dari Kapolri.

"Jelas saya merasa bangga, saya terharu, saat itu saya sempat menangis atas apresiasi yang diberikan bapak Kapolri kepada saya," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Percakapan lewat video call itu, kata Yerry, Kapolri mengizinkan dirinya untuk ikut dalam SIP 2021.

"Saya senang sekali, karena itu merupakan cita-cita saya sejak dulu," sebutnya.

Yerry menjelaskan, ia baru mengetahui Kapolri akan mengubunginya, lebih dulu disampaikan oleh Kapolres Minahasa Utara AKBP Grace Rahakbau.

 Setelah itu ia dihubungi oleh Kapolda Sulut Irjen Royke Lumowa.

"Waktu itu Ibu Kapolres hanya mengatakan bahwa 'kamu siap-siap, bapak Kapolri pingin bicara sama kamu'," ujar Yerry.

Baca juga: Bantu Makamkan Jenazah Covid-19 yang Telantar, Bripka Yerry: Ada Rasa Takut

Yerry mengaku, dirinya belum pernah ikut pendaftaran SIP.

"Saya belum pernah ikut, karena pangkat saya baru bisa tahun ini," tururnya.

Yerry sebenarnya ada niat ikut pendaftaran saat penerimaan lalu. Namun, ia terkendala karena saat itu dirinya sakit, jadi tidak ikut pendaftaran.

Dikatakan Yerry, penghargaan yang diberikan Kapolri kepadanya menjadi cita-cita semua polisi bintara.

"Polisi bintara memiliki satu cita-cita itu (sekolah inspektur polisi), ingin sekali menjadi seorang perwira," ungkapnya.

Ia juga menuturkan, tidak pernah menyangka hanya dengan mengangkat peti jenazah, kemudian ditelepon seorang Kapolri.

"Saya tidak menyangka, tidak pernah sama sekali," ucapnya.

Yerry mengucapkan banyak terima kasih kepada Kapolri Jenderal Idham Azis atas apresiasi yang sudah diberikan kepadanya.

"Semoga kebijakan apresiasi Kapolri Jenderal Idham Azis yang diberikan kepada saya akan terus memotivasi dan produktif melaksanakan tugas dengan baik ke depan yaitu tugas melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat," katanya.

"Pesan saya kepada Bapak Kapolri Jenderal Idham Azis, salam terima kasih dari saya dan keluarga," ujarnya.

Yerry sudah bertugas jadi polisi selama 20 tahun, sejak tahun 2000.

Pada 2001, Yerry bertugas di Tondano, Polres Minahasa. Selanjutnya, pada 2002 ia ditugaskan di Poso, Sulawesi Tengah selama enam bulan.

Lalu, ia kembali ke Sulut dan mendapat tugas di Polsek Tombatu.

Selanjutnya, 2014 saat pemekaran Kabupaten Minahasa Utara sampai sekarang.

Yerry saat ini berusia 38 tahun. Ia menikah dengan Adolfin Paruntu (36) dan dikaruniai tiga orang anak masing-masing Arjuna Tumondo (14), Alya (9), dan Agnes (1).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com