Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peracik Pil PCC di Kasus Pabrik Narkoba Tasikmalaya Dituntut Hukuman Mati

Kompas.com - 15/04/2020, 09:07 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Satu dari lima terdakwa kasus penggerebakan pabrik narkoba jenis pil paracetamol cafein carisoprodol (PCC) di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, dituntut hukuman mati saat persidangan dengan sistem online oleh Pengadilan Negeri Kelas 1 A Tasikmalaya, Senin (13/4/2020).

Terdakwa berinisial YE selama ini diketahui berperan sebagai peracik, pembuat sekaligus pengedar hasil produksi narkoba di pabrik yang digerebek BNN pada Selasa 26 November 2019.

"Satu dari lima terdakwa dituntut hukuman mati di persidangan. Saya minta waktu dua pekan untuk melakukan pledoi. Saat ini kita masih membuat pembelaan untuk masing-masing terdakwa," jelas Kuasa Hukum para terdakwa, Muhammad Ismail kepada wartawan, Rabu (15/4/2020).

Baca juga: BNN Bongkar Pabrik Narkoba Pil PCC di Lahan Pemkot Bandung

Saat sidang dengan agenda pembacaan tuntutan itu, lanjut Ismail, keempat terdakwa lainnya selain yaitu berinisial DP, AM, dan ER, dituntut hukuman penjara seumur hidup dan terdakwa berinisial JP diuntut hukuman 20 tahun penjara.

Ismail mengaku ada beberapa beberapa hal yang dapat meringankan hukuman para terdakwa. Pertama, para terdakwa itu merupakan tulang punggung keluarga.

Selain itu, para terdakwa telah menyesali perbuatannya dan berjanji tak akan mengulanginya kembali.

"Para terdakwa merupakan korban dari peredaran narkotika. Sebab, saat ini masih terdapat pelaku yang masih menjadi buron atau DPO. Mereka yang DPO itulah yang merupakan aktor intelektual pembuatan narkotika ini," tambah Ismail.

Baca juga: Pabrik Narkoba di Tasikmalaya Produksi 120.000 Pil PCC Per Hari

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com