Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unsoed Ciptakan Masker Pintar "Iron Man", Bisa Deteksi Zona Merah Covid-19

Kompas.com - 15/04/2020, 09:04 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), seorang dosen Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, menciptakan masker pintar.

Masker pintar yang dirancang oleh Bangun Wijayanto, Dosen Program Studi Teknik Informatika ini diberi nama Jengkar. Dalam bahasa Jawa, Jengkar memiliki arti pergi.

Menurut Bangun, masker tersebut digunakan untuk melindungi diri ketika bepergian. Perbedaannya, masker Jengkar dapat mendeteksi daerah-daerah yang terpapar corona.

"Masker pintar ini akan membantu seseorang dalam melihat informasi mengenai keadaan lokasi yang dilewati dalam perjalanan," kata Bangun melalui keterangan tertulis, Selasa (14/4/2020) malam.

Baca juga: Sempat Pingsan, Relawan Covid-19 di Banyumas Meninggal Usai Bagikan Masker dan Semprot Disinfektan

Bangun menjelaskan, masker yang didesain seperti topeng Iron Man itu dilengkapi dengan tiga lampu indikator. Lampu merah akan menyala ketika melewati daerah yang memiliki pasien positif Covid-19.

Kemudian warna kuning akan menyala ketika melewati daerah yang memiliki Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 dan warna hijau akan menyala ketika melewati daerah yang memiliki Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.

"Data yang digunakan berasal dari data resmi yang tersedia di website resmi pemerintah kabupaten (pemkab)," ujar Bangun.

Baca juga: Fakta Pria di Bogor Mengamuk Ditegur Pakai Masker, Ajak Berkelahi dan Sebut-sebut Kawan Perwira

Penggunaan masker pintar itu, lanjut Bangun, juga mudah seperti masker pada umumnya. Pengguna cukup menyalakan hotspot pada ponselnya, selanjutnya lampu indikator di masker akan memberikan informasi mengenai daerah yang dilewati.

"Apabila pengguna melewati daerah-daerah yang terdapat orang positif maupun PDP maka data posisi perjalanan pengguna akan terekam di sistem server," kata Bangun.

 

Keunggulannya, kata Bangun, data perjalanan pengguna yang terekam dalam server dapat digunakan untuk tracing apabila di kemudian hari pengguna terpapar covid-19.

"Masker pintar saat ini dalam tahap prototipe yang berfungsi dengan baik ketika dilakukan pengujian," ujar Bangun yang merupakan ahli rekayasa perangkat lunak ini.

Bangun mengatakan, alat tersebut dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya penyebaran Covid-19.

Dia memanfaatkan informasi mengenai sebaran Covid-19 ke dalam perangkat berbasis internet of things (IOT) yang praktis dan mudah di akses.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com