Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Makamkan Jenazah Covid-19 yang Telantar, Bripka Yerry: Ada Rasa Takut

Kompas.com - 14/04/2020, 16:47 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Khairina

Tim Redaksi

"Sedangkan untuk menurunkan peti ke liang kubur menggunakan dua utas tali dan harus dipegang oleh empat orang. Kalau tiga orang tidak bisa. Terpaksa kami beristirahat kurang lebih 15 sampai 30 menit untuk menambah satu orang," ucapnya.

Saat beristirahat, Yerry melihat kepala lingkungan sudah memakai APD.

"Kemudian dia membantu kami dan menurunkan jenazah di liang kubur," tuturnya.

Yerry mengaku, tidak ada rencana dirinya ikut langsung membantu menguburkan jenazah.

"Saat itu saya memakai baju hitam-hitam, karena saya penatua (pelayan khusus) di GMIM Efrata. Rencananya, saya, pendeta, dan guru agama, hanya di depan lorong untuk beribadah dari pengeras suara. Namun, setelah saya dapat telepon dari dalam, bahwa tidak ada yang menurunkan jenazah, maka saya masuk ke dalam dan membantu memakamkan," jelasnya.

Taruhan nyawa

Yerry berharap dengan dirinya mempertaruhkan nyawa dengan memakamkan pasien Covid-19, ia tidak terjangkit virus corona.

Yerry sendiri telah melakukan rapid test. Hasil resminya dia belum dapat.

"Salah satu perawat mengatakan nanti dia yang menghubungi saya. Sampai sekarang beliau belum menghubungi saya, dan saya belum tahu hasilnya," ujarnya.

Yerry mengaku, kondisinya saat ini sehat dan tidak merasakan ciri-ciri tanda Covid-19.

"Sampai dengan saat ini Tuhan berkenan saya belum merasakan itu," sebutnya.

Saat ini Yerry sementara menjalani isolasi mandiri di rumahnya selama 14 hari sejak membantu menguburkan jenazah Covid-19.

"Isolasi mandiri ini juga diperintahkan Ibu Kapolres dengan Kapolsek," katanya.

Sempat gugup rapid test

"Saat rapid test saya juga merasa gugup. Setelah tes, saya langsung mengejar salah satu orang perawat supaya memberitahukan segera hasilnya kepada saya," ungkapnya.

Itu dilakukan Yerry supaya jelas dan tidak jadi beban pikiran kepadanya.

"Jelas gugup, kan ada dua kemungkinan, positif atau negatif. Kalau sudah jelas negatif berarti aman," ujarnya.

Bripka Yerry menjadi relawan menguburkan jenazah pasien virus corona di Minahasa Utara, Jumat (10/4/2020) lalu.

Sebelum meninggal, jenazah Covid-19 itu dirawat di RSUP Kandou Manado.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com