Setelah mendapati informasi tersebut, Dinas Kesehatan Bogor segera melakukan tes swab kepada anggota keluarga almarhum.
Jika hasil tes tersebut positif, maka status warga lainnya menjadi ODP.
"Ada tiga yang diperiksa, salah satunya pembantu beda kampung. Jadi mudah-mudahan hasil semuanya negatif sehingga warga yang hadir di tahlilan itu tidak naik statusnya," ujar Heri.
Sementara itu, Heri menjelaskan, almarhum diketahu bekerja sebagai driver ojek online. Diduga, almarhum tertular saat mengantar penumpang.
"Mobilitasnya tinggi entah ke Depok, Tangerang, Jakarta, bisa jadi penularannya dari penumpang begitu," imbuhnya.
Sementara itu, setelah insiden itu, warga mengaku kecewa dan menilai petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) lambat dalam memberikan informasi.
Warga, sejatinya, akan mengikuti prosedur kesehatan yang sudah ditetapkan jika mengetahui almarhum positif corona.
Baca juga: Kekhawatiran Warga Sewakul Ungaran Ditolak Berobat Dipastikan Tak Terjadi, Ini Alasan PPNI
"Kami kecamatan dan desa melakukan tugas sesuai kewenangan. Jadi mungkin untuk jajaran Dinkes agar lebih bisa menginformasikan secepatnya apabila ada yang positif meninggal. Sehingga kami juga lebih cepat membantu bagaimana mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jangan sampai kecolongan begini. Masyarakat jadi parno, takut," kata Heri.
(Penulis: Kontributor Bogor Afdhalul Ikhsan | Editor: Farid Assifa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.