Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Sultan HB X Ingatkan Warga soal Corona: "Mengasah Mingising Budi, Memasuh Malaning Bumi"

Kompas.com - 14/04/2020, 12:35 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB X kembali menyapa warga.

Kali ini Sri Sultan HB X menyapa warga masyarakat melalui tulisan.

Sri Sultan pada Selasa 14 April 2020 menyapa warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan tajuk "Mengasah Mingising Budi, Memasuh Malaning Bumi".

Melalui tulisan yang dibagikan Humas Provinsi DIY, Sri Sultan HB X menyampaikan :

"Ajaran Sultan Agung itu bermakna mengasah ketajaman akal-budi membasuh malapetaka bumi. Relevensinya, kini kita harus meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan, bersamaan dengan melestrikan lingkungan, juga sifat-sifat serakah "3G" golek menange dewe, golek butuhe dewe, golek benere dewe, saatnya dicuci habis.

Kini, adalah saat yang tepat untuk mawas diri, apakah kita cuma mementingkan diri sendiri ataukah migunani tumraping liyan?

Islam mengajarkan sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang berguna bagi sesama.

Maka, eratkanlah kembali budaya gotong royong tidak hanya di desa-desa tetapi juga di kota-kota, tidak hanya pada tradisi sambatan seperti di desa, tetapi juga wujudkanlah dalam mengatasi masalah bersama bangsa ini".

Baca juga: Sri Sultan HB X Nilai DIY Belum Cukup Syarat untuk Ajukan PSBB

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Protokol Sekretariat Daerah DIY Aditya Nanaryo Aji mengatakan, "Sultan Menyapa" ini merupakan inisiasi dari Sri Sultan HB X.

"Ini secara rutin, menyampaikan pesan kepada masyarakat. Agar selalu waspada dalam menghadapi pandemi Covid-19," ucap Aditya Nanaryo Aji, Selasa (14/4/2020).

Aditya menyampaikan seperti dapat dilihat belakangan ini, jalanan mulai sedikit ramai dibandingkan beberapa minggu lalu.

Pesan Sri Sultan HB X, diharapkan mampu memberikan penguatan atas pesan-pesan Sri Sultan HB X sebelumnya di Sapa Aruh dan pesan agar masyarakat tidak mudik.

Seri pertama Sultan Menyapa "Mangasah Mingising Budi, Memasuh Malaning Bumi".

Maksudnya, memberikan pengertian bahwa masyarakat tidak boleh egois.

"Ilmu yang tinggi akan sangat berarti jika dapat diterapkan dan berguna bagi masyarakat lain, dan gotong royong merupakan modal sosial terbesar rakyat Yogya untuk menghadapi pandemi ini bersama-sama," urainya.

Program "Sultan Menyapa" melalui tulisan ini akan digelar rutin setiap Selasa pukul 08.00 WIB.

Baca juga: Sri Sultan HB X Minta Wali Kota dan Bupati di DIY Pantau Pemudik Setelah Jakarta PSBB

Melalui keterangan tertulis, Humas Pemda DIY menjabarkan mengenai "Mangasah Mingising Budi dan Memasuh Malaning Bumi"

Mangasah Mingising Budi dan Memasuh Malaning Bumi adalah sejatinya dwitunggal-relasional, yang menggambarkan keterkaitan antara kesejahteraan, ilmu pengetahuan sekaligus upaya menghargai alam serta lingkungan sekitar.

Dalam kehidupannya, manusia tentu menginginkan kesejahteraan dan kesentosaan hidup, seperti yang tercermin dalam sesanti “Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentrem Karta Raharja”.

Sebuah kesejahteraan hakiki, akan dapat diraih oleh manusia apabila mampu melewati segala coba dari Yang Maha Kuasa.

Seperti halnya saat ini, ketika wabah virus corona menjadi ujian bersama bagi manusia di seluruh dunia.

Dapat dianggap sebagai sebuah pagebluk, di sinilah konsep Mangasah Mingising Budi dan Memasuh Malaking Bumi benar-benar dapat menjadi obat jiwa dan hati dalam menghadapi pagebluk Virus Corona ini.

Di dunia memang banyak para cerdik pandai, dan beberapa berupaya mencapai tataran Mangasah Mingising Budi.

Mangasah Mingising Budi mensyaratkan sebuah pitutur atau nasihat, bahwa setinggi apapun ilmu tak akan bermanfaat apabila bila tidak diamalkan.

Ilmu harus diberikan sentuhan rasa, agar menjadi dwitunggal ideal ilmu dan ngelmu.

Ngelmu adalah konsep bagaimana ilmu diamalkan, diterapkan dan pada akhirnya berguna bagi masyarakat di sekitarnya.

Implementasi ngelmu akan menjadikan manusia eling lan waspodo, menjadi lebih peka terhadap lingkungannya, baik kepada sesama manusia atau alam sekitarnya.

Konsep dwitunggal ilmu dan ngelmu inilah yang akan membawa manusia pada suasana guyub rukun, sebagai pengingat akan pentingnya tradisi gotong-royong sebagai pengejawantahan filosofi "Rukun Agawe Santosa, crah agawe bubrah".

Sekali lagi, virus corona ini sejatinya adalah cobaan, yang akan menguji tingkat kesabaran, keselarasan akal dan pikiran, pun kepekaan hati manusia sebagai mahluk sosial.

Dengan bekal gotong royong, sabar lan narimo dan guyub rukun, manusia dapat menempuh segala coba, melalui berbagai fase yang memang haruslah dilalui.

"Saat inilah kita harus melakukan instrospeksi atas apa yang terjadi. Virus corona memang masih menjadi ancaman bagi seluruh penduduk bumi," ucap Aditya

Tapi percayalah, Tuhan tidak akan pernah memberikan coba yang tidak bisa dilalui oleh mahluk-Nya. Caranya adalah dengan memperkuat kembali konsep “Manunggaling Kawula lan Gusti”.

Inilah saatnya pemerintah dan masyarakat bergotong-royong, memutus habis mata rantai wabah virus corona.

Seluruh elemen harus bersatu padu, saiyeg saeka praya, satu kata dan satu perbuatan, dalam menyehatkan manusia dan bumi seisinya.

Saling percaya dengan rasa tulus, kerjasama, memberi tanpa ada tendensi, dan menghilangkan ego pribadi adalah modal mengembalikan kesejahteraan yang terenggut oleh Virus Corona ini.

Jadilah manusia yang berbekal cahaya atau nur, di mana manusia akan bermanfaat bagi orang lain. Lakukan perbuatan baik, walau sekecil apapun, selaras dengan filosofi “Urip Iku Urup”.

"Mari bersama-sama mencapai tataran hidup Hamemayu Hayuning Bawana, melalui laku Ambrasta dur Hangkara, melalui titian batin Mangasah Mingising Budi dan Memasuh Malaning Bumi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com