Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Sultan HB X Ingatkan Warga soal Corona: "Mengasah Mingising Budi, Memasuh Malaning Bumi"

Kompas.com - 14/04/2020, 12:35 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

Program "Sultan Menyapa" melalui tulisan ini akan digelar rutin setiap Selasa pukul 08.00 WIB.

Baca juga: Sri Sultan HB X Minta Wali Kota dan Bupati di DIY Pantau Pemudik Setelah Jakarta PSBB

Melalui keterangan tertulis, Humas Pemda DIY menjabarkan mengenai "Mangasah Mingising Budi dan Memasuh Malaning Bumi"

Mangasah Mingising Budi dan Memasuh Malaning Bumi adalah sejatinya dwitunggal-relasional, yang menggambarkan keterkaitan antara kesejahteraan, ilmu pengetahuan sekaligus upaya menghargai alam serta lingkungan sekitar.

Dalam kehidupannya, manusia tentu menginginkan kesejahteraan dan kesentosaan hidup, seperti yang tercermin dalam sesanti “Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentrem Karta Raharja”.

Sebuah kesejahteraan hakiki, akan dapat diraih oleh manusia apabila mampu melewati segala coba dari Yang Maha Kuasa.

Seperti halnya saat ini, ketika wabah virus corona menjadi ujian bersama bagi manusia di seluruh dunia.

Dapat dianggap sebagai sebuah pagebluk, di sinilah konsep Mangasah Mingising Budi dan Memasuh Malaking Bumi benar-benar dapat menjadi obat jiwa dan hati dalam menghadapi pagebluk Virus Corona ini.

Di dunia memang banyak para cerdik pandai, dan beberapa berupaya mencapai tataran Mangasah Mingising Budi.

Mangasah Mingising Budi mensyaratkan sebuah pitutur atau nasihat, bahwa setinggi apapun ilmu tak akan bermanfaat apabila bila tidak diamalkan.

Ilmu harus diberikan sentuhan rasa, agar menjadi dwitunggal ideal ilmu dan ngelmu.

Ngelmu adalah konsep bagaimana ilmu diamalkan, diterapkan dan pada akhirnya berguna bagi masyarakat di sekitarnya.

Implementasi ngelmu akan menjadikan manusia eling lan waspodo, menjadi lebih peka terhadap lingkungannya, baik kepada sesama manusia atau alam sekitarnya.

Konsep dwitunggal ilmu dan ngelmu inilah yang akan membawa manusia pada suasana guyub rukun, sebagai pengingat akan pentingnya tradisi gotong-royong sebagai pengejawantahan filosofi "Rukun Agawe Santosa, crah agawe bubrah".

Sekali lagi, virus corona ini sejatinya adalah cobaan, yang akan menguji tingkat kesabaran, keselarasan akal dan pikiran, pun kepekaan hati manusia sebagai mahluk sosial.

Dengan bekal gotong royong, sabar lan narimo dan guyub rukun, manusia dapat menempuh segala coba, melalui berbagai fase yang memang haruslah dilalui.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com