Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perangi Corona dengan Kearifan Lokal, Masak Sayur Nangka hingga Disinfektan Sirih Jeruk Nipis

Kompas.com - 14/04/2020, 06:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Masyarakat adat di seluruh Indonesia berjuang dengan cara mereka sendiri untuk memerangi virus corona yang mewabah dengan melakukan adat dan ritual masing-masing untuk mencegah penularan penyakit pernapasan mematikan ini.

Di wilayah adat Banualemo di Sulawesi Selatan, para perempuan bergotong royong meracik cairan desinfektan alami berbahan daun sirih dan jeruk nipis.

Cairan itu digunakan sebagai bahan penguapan di sebuah tempat yang mereka sebut 'bilik sterilisasi', yang dibangun oleh para pemuda.

Baca juga: Nangka Salak dan Bubur, Berkah bagi Petani di Sikka Tiap November

Baso', anggota masyarakat adat Banualemo yang tinggal di Desa Bone Lemo, Bajo Barat, Luwu, Sulawesi Selatan, menuturkan cara ini adalah ilmu yang dianjurkan oleh leluhur secara temurun untuk membasmi kuman dan penyakit yang kemudian dimodifikasi sesuai perkembangan zaman untuk memerangi virus corona yang mulai mewabah.

"Kita dari awal tidak menginginkan menggumakan bahan kimia untuk manusia. Dulu pengobatan menggunakan dengan model pengasapan, ini yang kita modifikasi pengasapannya," ujar Baso' kepada BBC News Indonesia.

Dia menjelaskan jika dulu pengasapan menggunakan tungku, kini masyarakat adat Banualamo di desa Bone Lemo memodifikasinya dengan menggunakan "penguap burung walet".

Baca juga: 5 Kandungan Nutrisi dan 1 Kunci untuk Tangkal Infeksi Covid-19

Warga bergotong royong meracik campuran desinfektan alami yang dibuat dari racikan daun sirih dan jeruk nipis Baso Warga bergotong royong meracik campuran desinfektan alami yang dibuat dari racikan daun sirih dan jeruk nipis
"Kita membuat itu dan meminta semua warga untuk melakukan pengasapan atau istilah populer yang kita pakai hari ini, bilik sterilisasi," kata dia.

Dalam tradisi masyarakat adat Banualemo, jika ada warga yang sakit biasanya langsung diobati oleh tabib dengan diasapi cairan berbahan daun sirih dan jeruk nipis.

Selain untuk mengobati penyakit, metode penguapan daun sirih dan jeruk nipis ini juga digunakan bagi perempuan yang akan menikah dengan tujuan penyucian diri dan mengusir roh jahat.

"Mungkin makhluk halus yang disebut nenek kita mungkin termasuk jenis virus, tidak kelihatan," tutur Baso.

Baca juga: 5 Tradisi Unik Paskah di Berbagai Negara, dari Saling Guyur Air hingga Bagikan Omelet

Baso mengatakan, masyarakat adat Banualemo memutuskan untuk melakukan tradisi pengobatan leluhur karena banyak warganya yang mulai waspada akan virus corona, yang telah menjangkiti lebih dari 3.200 orang dan menewaskan setidaknya 280 orang di Indonesia.

"Kalau beberapa orang yang sudah sangat tua diceritakan tentang corona, mereka seperti agak ketahukan karena mereka pernah mengalami belum selesai dikuburnya satu orang, ada lagi mayat yang datang," papar Baso'.

Baca juga: Ritual-ritual Tolak Bala Usir Corona di Berbagai Daerah, Bunyikan Canang hingga Cukur Gundul

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com