Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik Dokter soal TMP untuk Tenaga Medis, Ganjar: Saya Tidak Baper

Kompas.com - 13/04/2020, 21:53 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sempat dikritik soal keputusan penyiapan Taman Makam Pahlawan (TMP) bagi tenaga medis yang meninggal dunia karena terinfeksi virus corona.

Kritikan tersebut disampaikan oleh seorang dokter yang diketahui bernama Berlian Idris melalui kicauan di akun twitter pribadi @berlianidris.

Kepada Ganjar, ia menyampaikan rasa sakit hatinya soal rencana Taman Makam Pahlawan tersebut.

Ganjar justru diminta agar mengurusi ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis ketimbang menyiapkan Taman Makam Pahlawan.

"Ini sungguh menyakitkan. Kami ingin selamat pak @ganjarpranowo, tidak ada yang ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlalwan. Tolong lindungi tenaga kesehatan secara maksimal, jangan dulu bicarakan di mana kami akan dimakamkan," tulisnya menanggapi berita soal usulan Taman Makam Pahlawan (TMP) bagi tenaga medis yang meninggal dunia.

Baca juga: Ganjar Usulkan Tenaga Medis yang Tangani Corona di Jateng Diberi Bintang Jasa

Cuitan dokter tersebut lantas dibalas Ganjar dengan meminta nomor teleponnya.

"Boleh minta nomor telepon Anda? Silakan DM (Direct Message), saya telepon sekarang," ucap Ganjar.

Informasi itu pun mendadak viral karena ramai diperbincangkan oleh para netizen.

Bahkan, sempat muncul tagar #DenGanjarBaper dalam beranda twitter dan menjadi trending topic.

Ganjar pun mengklarifikasi soal keputusan penyiapan Taman Makam Pahlawan (TMP) bagi tenaga medis yang meninggal dunia karena terinfeksi virus corona.

Keputusan itu bermaksud bukan untuk mendoakan para dokter, perawat, dan tenaga medis meninggal dunia.

Melainkan memberikan penghormatan tertinggi kepada tenaga medis yang menanggani virus corona.

Baca juga: Warga Tolak Pemakaman Perawat, Ganjar: Saya Tegaskan, Kalau Jenazah Sudah Dikubur Virus Ikut Mati di Dalam Tanah

Hal tersebut dilakukan setelah sebelumnya terjadi penolakan pemakaman jenazah perawat positif virus corona di Ungaran, Kabupaten Semarang.

“Itu kan karena konteksnya kan sebelumnya ada penolakan, kalau begini terus kan tidak boleh. Maka pak dokter itu saya minta nomor teleponnya biar kenalan. Kita kan diajari untuk klarifikasi, konfirmasi, menjelaskan dan tabayun," jelas Ganjar di Semarang, Senin (13/4/2020).

Ganjar tak menduga keputusan yang dikritik oleh dokter itu rupanya menuai banyak komentar dari netizen baik yang suka ataupun yang tidak suka terhadap kebijakannya.

"Saya tidak menduga kalau jadi ramai dan saya dibully. Niat kita sebenarnya baik," kata Ganjar.

Maka dari itu, Ganjar mengusulkan agar tenaga medis yang gugur karena berjuang melawan virus corona di Jateng untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

"Maaf bukan kami mendoakan mereka (tenaga medis) untuk dikuburkan. Jadi jangan salah terima dulu. Maka kalau kita bicara soal like and dislike kita gak mau klarifikasi ya informasi akan berbelok-belok terus," ungkapnya.

Selain itu, dirinya sudah memastikan terkait kebutuhan APD di seluruh rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19 di Jateng tercukupi dengan baik.

“APD semua terpenuhi, yang kurang hanya masker N95. Ada juga bantuan sebanyak 10.000 masker N95 dalam waktu dekat. Gerakaan ini semuanya bekerja mulai dari pemerintah dan masyarakat," papar Ganjar.

Ganjar berharap di tengah pandemi corona ini masyarakat tak mudah terprovokasi dengan berita yang belum pasti kebenarannya.

"Jangan ada yang mencaci maki, menjelek-jelekan. Kalau gak suka sama Ganjar enggak apa-apa. Saya tidak baper jangan khawati, tapi i do my best untuk menghormati para perawat itu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com