Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Tahu Tetangga Meninggal Positif Corona, 25 Warga Peserta Tahlilan Isolasi Mandiri

Kompas.com - 13/04/2020, 19:01 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Sebanyak 25 orang di Kampung Malang Nengah, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, harus menjalani isolasi mandiri setelah mengikuti tahlilan di hari ketujuh warga yang meninggal.

Pasalnya, warga yang meninggal dunia ini merupakan seorang pasien positif terjangkit virus corona atau Covid-19.

Puluhan warga termasuk aparatur desa yang sempat hadir di acara tahlilan itu pun dibuat cemas mendengar kabar tersebut.

Baca juga: 12 PDP Meninggal di Kabupaten Bogor, Rata-rata Alami Gejala Covid-19

Sehingga, status yang menghadiri tahlilan itu kini berpotensi menjadi orang dalam pemantauan (ODP) terkait virus corona.

"Warga memang benar-benar tidak tahu (almarhum positif) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya, usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif. Pada galau (cemas) tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan imbauan isolasi mandiri," ucap Sekretaris Kecamatan Ciseeng, Heri Isnandar ketika dihubungi Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Seminggu kemudian, kata Heri, hasil tes swab Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor baru keluar dan mengonfirmasi bahwa laki-laki berusia 48 tahun itu dinyatakan positif setelah meninggal dunia.

Heri mengatakan, awalnya warga mengira bahwa laki-laki yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online ini meninggal dunia karena penyakit jantung.

Hal itu karena laki-laki tersebut diketahui memiliki riwayat penyakit jantung dan sering memeriksakan diri ke rumah sakit.

Heri mengaku bahwa warga semakin yakin almarhum tak terjangkit corona karena saat proses pemulasaraan jenazah pada Jumat (3/4) itu tidak mengikuti SOP Covid-19.

Akhirnya, pihak keluarga dan kepala desa sepakat untuk menggelar tahlilan selama tujuh hari yang dihadiri warga sekitar.

Namun tak disangka, ujar Heri, pada hari Sabtu (11/4) lalu hasil swab justru baru keluar dan Dinkes menyatakan bahwa laki-laki berusia 48 tahun tersebut positif Covid-19.

"Informasinya almarhum ini sakit jantung dan memang sejak awal tidak ada SOP Covid-19 pemakaman. Makanya warga tetap ikutan tahlilan karena menganggapnya (meninggal) sakit jantung," ungkapnya.

"Almarhum ini kan pengemudi ojek online mobilitasnya tinggi entah ke Depok, Tangerang, Jakarta, bisa jadi penularannya dari penumpang begitu," imbuhnya.

Heri menuturkan bahwa saat ini pihak desa dan Dinkes akan melakukan tes swab terhadap keluarga almarhum.

Istri, anak serta asisten rumah tangganya akan diperiksa dan mendapat prioritas utama.

Sehingga, kata dia, bila hasil tes menunjukkan positif virus corona, maka status warga sekitar akan naik menjadi ODP dan interaksi mereka di kampung tersebut akan dibatasi.

Selain itu, pihaknya juga telah mendata puluhan warga yang menghadiri tahlilan tersebut.

Setidaknya ada 25 orang yang hadir dalam tahlilan tersebut, termasuk aparatur desa yang sempat membagikan santunan di acara itu

"Ada tiga yang diperiksa, salah satunya pembantu beda kampung. Jadi mudah-mudahan hasil semuanya negatif sehingga warga yang hadir di tahlilan itu tidak naik statusnya," ujar dia.

Heri dan warga sekitar menyayangkan Dinkes lamban dalam menginformasikan status pasien positif corona.

Ia berharap kejadian itu bisa menjadi pembelajaran bagi Pemerintah Kabupaten Bogor dalam hal ini, Dinkes, terkait penanggulangan corona.

Baca juga: Bupati Bogor Sebut PSBB Diprioritaskan di 11 Kecamatan Zona Merah

Dengan begitu, lanjut dia, pihak kecamatan dan desa bisa membantu memutus mata rantai penyebaran virus corona sedini mungkin.

"Kami kecamatan dan desa melakukan tugas sesuai kewenangan. Jadi mungkin untuk jajaran Dinkes agar lebih bisa menginformasikan secepatnya apabila ada yang positif meninggal. Sehingga kami juga lebih cepat membantu bagaimana mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jangan sampai kecolongan begini. Masyarakat jadi parno, takut," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com