Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPNI Jamin Warga Sewakul Tetap Dapatkan Perawatan Kesehatan

Kompas.com - 13/04/2020, 16:34 WIB
Dian Ade Permana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah menjamin tak akan ada penolakan terhadap warga Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Ketua DPW PPNI Jawa Tengah Edy Wuryanto menjelaskan, seorang perawat bekerja di bawah sumpah keperawatan.

"Saya menjamin setelah adanya kasus penolakan pemakaman, tidak akan ada warga Sewakul yang ditolak para perawat dan tenaga medis saat berobat," jelas Edy saat ditemui di kantornya, Senin (13/4/2020).

Baca juga: Warga Sewakul: Kami Takut Juga Bila Sakit Tidak Dirawat dan Berobat Ditolak

Dalam sumpah profesi keperawatan, kata dia, perawat dilarang membeda-bedakan pasien.

"Sumpah kami sudah jelas, tidak boleh membeda bedakan," tegasnya. Sehingga dia meminta agar warga Sewakul tidak khawatir jika membutuhkan pelayanan kesehatan.

Menurut dia, tidak semua warga Sewakul menolak pemakaman perawat RSUP Dr. Kariadi yang meninggal karena positif corona.

"Kami tahu, tidak semua masyarakat Sewakul menolak pemakaman tersebut. Itu hanya oknum yang saat ini sudah ditangkap polisi," ungkapnya.

Baca juga: Warga Sewakul Khawatir Tak Dapat Pelayanan Kesehatan Setelah Insiden Penolakan Pemakaman Perawat

Edy menuturkan dalam waktu dekat akan segera bersilaturahmi ke Sewakul, termasuk ke Ketua RW 08, Daniel Sugito.

"Ini kan juga pembelajaran, yang sudah ya sudah. Sementara yang salah, diproses hukum," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, penolakan pemakaman jenazah perawat RSUP Dr. Kariadi Semarang ternyata berimbas ke warga Dusun Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Mereka khawatir kejadian tersebut akan berdampak saat warga membutuhkan layanan kesehatan.

Soleh, warga Sewakul, mengatakan sebenarnya tidak semua menolak pemakaman tersebut.

 

"Kejadian itu membuat nama Sewakul jadi buruk, padahal yang menolak hanya oknum yang mengaku perwakilan warga," ujar Soleh di TPU Siwarak, Sewakul, Minggu kemarin.

Dampak yang paling terasa, lanjutnya, saat ini adanya kecaman di media sosial.

"Itu tidak hanya dirasakan individu-individu, tapi semua warga Sewakul," ujarnya.

Terlebih, yang paling dikhawatirkan adalah bila suatu saat ada yang membutuhkan layanan kesehatan dan melihat KTP sebagai warga Sewakul.

"Kami takut juga bila sakit tidak ada yang mau merawat atau saat berobat ditolak," ungkapnya.

Dia meminta kepada seluruh perawat agar tidak menyamakan perilaku warga.

"Kami jujur minta maaf atas kejadian tersebut kepada para perawat di seluruh Indonesia. Jangan semua disamakan, karena penolakan itu dilakukan oleh oknum," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com