Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 3 Kendala Program "Belajar dari Rumah" TVRI yang Dihadapi di Papua

Kompas.com - 13/04/2020, 14:56 WIB
Dhias Suwandi,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Mulai hari ini, Senin (13/4/2020), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar program "belajar dari rumah" dengan menggunakan TVRI sebagai medianya.

Program tersebut dibuat setelah pemerintah menerapkan pembatasan sosial karena masalah pandemik Covid-19.

Namun, untuk di Papua, penerapan program tersebut belum maksimal karena tiga kendala.

"Pertama, teman-teman TVRI harus bisa tanggap agar siaran ini bisa diakses di seluruh pedalaman Papua, mau pakai sinyalkah antena kah, itu urusan mereka," ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Christian Sohilait saat ditemui di Jayapura, Senin.

Baca juga: Link dan Jadwal Lengkap Belajar dari Rumah TVRI: Besok 14 April 2020

Kedua, untuk bisa mengakses siaran TVRI melalui metode streaming, maka diperlukan jaringan telekomunikasi yang mumpuni.

Dalam hal ini ia menyebut PT Telkom sebagai pihak yang paling berperan untuk menghadirkan layanan data di seluruh pelosok Papua.

"Telkom, yang mana kita perlukan agar bisa menonton TV secara streaming di HP. Untuk itu teman-teman Telkom harus bisa mendorong hal itu," kata Sohilait.

Kendala terakhir adalah sedikitnya pilihan stasiun televisi yang menyuarakan program belajar dari rumah.

Sohilait memandang seharusnya siaran tersebut tidak hanya tayang di TVRI, tetapi juga di tv swasta yang jumlahnya cukup banyak.

 

Hal ini ia anggap bisa membuat siswa lebih tertarik mengikuti program tersebut selama masa pandemik Covid-19.

"TV swasta harus juga bisa ikut berperan aktif dalam penyiaran dunia pendidikan. Kami tidak ingin anak-anak kami menjadi bodoh," kata dia.

Baca juga: Jadwal Program Belajar dari Rumah di TVRI 13-17 April 2020

Sohilait tengah berusaha agar siswa yang tidak bisa mengakses siaran TVRI, tetapi di daerahnya terdapat jaringan telekomunikasi, untuk mendapat bantuan tablet.

Keterbatasan anggaran tidak menjadi halangan karena ia meyakini banyak pihak yang akan membantu.

"Kami juga melakukan lobi kepada lembaga pemerintah di tingkat pusat, baik itu BUMN. Paling tidak kita dapat bantu itu beberapa hal saja, seperti radio kecil dan dibagi dalan jumlah yang banyak. Kalau pun tidak bisa, kita dapat tablet saja," kata Sohilait.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com