Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Ada di Balik Layar Pengujian Sampel Covid-19 Jawa Barat

Kompas.com - 11/04/2020, 20:54 WIB
Aditya Mulyawan,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Polymerase Chain Reaction (PCR), akhir-akhir ini begitu akrab di telinga. PCR dinilai sebagai metode pendeteksi Covid-19 yang lebih akurat dibanding rapid test

Metode ini dilakukan dengan pengambilan sampel lewat swab (usap) belakang tenggorokan, atau saluran pernapasan lain. Sampel kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan beberapa tahapan. 

Di Kota Bandung sendiri, proses sampel akan dikirim ke Balai Pengembangan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Di sana, berbagai tahap pemeriksaan mulai dari ekstraksi, Real Time PCR, hingga interpretasi dilakukan.

Setelah verifikasi dan validasi, hasil dari sampel tersebut dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Jabar. Baik hasil positif maupun negatif.

Ribuan sampel tersebut ditangani oleh para ahli yang ada di balik laboratorium mikrobiologi Labkesda Jabar. Salah satu di antara ahli tersebut adalah Kepala Laboratorium Genetika dan Bioteknologi Molekuler Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB Azzania Fibriani.

Baca juga: Pemerintah Telah Menguji 9.712 Spesimen dalam Tes Covid-19

Azzania menyampaikan bahwa tes diagnostik di laboratorium dapat membantu manajemen pasien, untuk menentukan apakah pasien itu negatif atau positif Covid-19. Hal ini pun dapat menentukan apakah pasien cukup isolasi mandiri atau perlu dirawat di rumah sakit.

“Teman-teman di sini pun yakin itu akan berguna bagi orang tersebut. Kami berupaya menghasilkan hasil yang valid supaya bisa digunakan rumah sakit atau Dinas Kesehatan untuk menangani pasien tersebut,” ungkap Azzania berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).

Bersama 17 orang lainnya dari Labkesda Jabar, ITB, RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, tim gabungan yang bekerja di Labkesda Jabar tersebut siang dan malam berkutat dengan RNA, reagen PCR, tabung-tabung dan komputer.

Meski telah menjadi rutinitas sehari-hari, kali ini pekerjaan mereka menjadi fondasi sekaligus kunci dalam percepatan penanggulangan penyakit Covid-19 yang saat ini belum ada vaksinnya.

“Karena (hasil lab) betul-betul menentukan tindakan lanjut untuk orang, maka kami juga bekerja sangat hati-hati, oleh karena itu ada kontrol di setiap tahap. Kita tidak bisa mengeluarkan hasil negatif, jika internal control-nya tidak keluar,” pungkas Azzania.

Baca juga: Yurianto: Tes PCR Covid-19 Sudah Dilakukan terhadap Lebih dari 16.500 Spesimen

Terkait sampel, ujar Azzania, tidak ada perlakuan khusus sehingga hasilnya diharapkan valid dan tidak ada bias.

Azzania pun berkisah, terdapat delapan orang lain asal ITB yang merupakan mahasiswa dan asisten penelitian yang bekerja secara sukarela di Labkesda Jabar.

“Selain itu ada enam orang lain dari Tim Unpad di Gedung Eyckman. Mereka juga membantu mengerjakan Real Time PCR dengan dua alat yang ada,” imbuhnya.

Pekerjaan Azzania di Labkesda Jabar turut disokong oleh analis/ahli biologi Laboratorium Mikrobiologi Labkesda Aulia Saraswati Wicaksono. Aulia didapuk untuk mengerjakan proses ekstraksi dari sampel di Viral Transport Media (VTM).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com