Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terkini Erupsi Gunung Anak Krakatau, Status Waspada dan Soal Dentuman Aneh

Kompas.com - 11/04/2020, 09:26 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada Jumat (10/4/2020) sekitar pukul 22.35 WIB.

Berdasarkan pantauan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), tinggi abu vulkanik sekitar 657 meter di atas permukaan laut.

Sementara itu, menurut PVMBG, erupsi masih terjadi hingga Sabtu (11/4/2020) pagi.

"Dari pantauan PVMBG, terlihat bahwa letusan terus berlangsung sampai Sabtu (11/4/2020) pagi pada pukul 05.44 WIB," ujar Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo melalui keterangan tertulis, Sabtu.

Baca juga: PVMBG: Dentuman Bukan dari Letusan Anak Krakatau

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan melaporkan kondisi terkini di Kecamatan Rajabasa.

"Sampai pagi ini belum ada laporan kerusakan. Petugas BPBD dan aparat setempat akan terus memantau dan melaporkannya," ujar Agus.

Suara dentuman aneh saat erupsi

Sementara itu, PVMBG juga menjelaskan suara dentuman yang menjadi viral di media sosial, bukanlah dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

Dirinya juga menjelaskan, tipe erupsi yang terjadi pada Jumat malam bukan letusan eksplosif dan hanya semburan.

"Biasanya dalam jarak dua kilometer, kedengaran hanya suara desis saja," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Hendra Gunawan saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (11/4/2020).

"Saya sudah konfirmasi petugas pos pengamatan, mereka tidak mendengar karena letusannya juga kecil," tambahnya.

Baca juga: Letusan Anak Krakatau Berlangsung Sampai Pagi

Seperti diketahui, warganet sempat ramai membahas suara dentuman yang diduga ada hubungannya dengan erupsi gunung yang terletak di Selat Sunda tersebut.

"Iya jam 2 tadi, lagi begadang nonton film. Nah, kedengaran suara gitu, saya kira dari tadi geluduk, mau hujan. Ternyata info teman, Krakatau meletus," ujar Vina, warga Cilebut, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Sementara itu, dilansir dari Antara, PVMBG menjelaskan, tingkat aktivitas gunung yang terletak di Selat Sunda itu berada pada level II atau waspada.

PVMBG mengimbau masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius dua kilometer dari kawah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com