Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pita Hitam untuk Perawat Positif Corona di Semarang yang Jenazahnya Ditolak Warga..

Kompas.com - 11/04/2020, 05:45 WIB
Pythag Kurniati

Editor

 

Keluarga dan rekan yang berkontak jalani rapid test

Menyusul meninggalnya perawat tersebut, keluarga termasuk suami yang pernah berkontak dengan perawat itu akan menjalani rapid test.

Rapid test juga akan dilakukan pada rekan yang pernah berkontak dengan almarhumah.

"Selain itu, bagi semua karyawan RSUP Kariadi yang pernah berinteraksi dengan almarhumah juga perlu rapid test karena untuk menjaga keselamatan dalam pelayanan pasien," kata dia.

Edy juga meminta seluruh tim medis yang bertugas menggunakan APD.

"Ini berlaku tidak hanya bagi tim medis penanganan Covid-19 saja namun apapun penanganan medisnya tetap harus menggunakan masker saat merawat. Karena sekarang kita tidak tahu siapa saja pasien yang bisa jadi carrier, ODP, PDP ataupun yang positif corona sekalipun," ujar dia.

Baca juga: Fakta Dibongkarnya Makam Pasien Positif Corona, Warga Bunyikan Kentongan, Bupati Turun Tangan

Pemakaman ditolak

Ilustrasi makam.Shutterstock Ilustrasi makam.
Usai dinyatakan meninggal dunia, sedianya perawat RSUP Kariadi tersebut akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, Ungaran Timur.

Meski liang lahat telah digali, rupanya sebagian warga menolak.

"Entah dari mana, tiba-tiba ada penolakan oleh sekelompok masyarakat. Padahal informasi awalnya dari RT setempat sudah tidak ada masalah," kata Humas Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kabupaten Semarang Alexander Gunawan.

Baca juga: Sempat Ditentang Keluarga, Petugas Medis yang Tangani Corona: Ini Tugas Negara

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com