Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Perawat Positif Corona di Semarang Sempat Ditolak, Fobia Warga Dianggap Berlebihan

Kompas.com - 10/04/2020, 07:21 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi


SEMARANG, KOMPAS.com - Berita duka menyelemuti dunia kesehatan di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (9/4/2020).

Seorang perawat yang bekerja di RSUP Kariadi Semarang dikabarkan telah meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19.

Perawat warga asal Ungaran tersebut dinyatakan positif Covid-19 dan telah menjalani perawatan isolasi di RSUP Kariadi.

Baca juga: Positif Corona, Perawat RSUP Kariadi Semarang Meninggal Dunia

Sebelumnya, perawat tersebut bertugas menangani pasien di Ruang Gayatri yang merupakan ruangan khusus pasien lanjut usia di RSUP Kariadi.

Saat ini jenazahnya telah dikebumikan sesuai prosedur penanganan jenazah Covid-19 di TPU Bergota Semarang setelah sebelumnya mendapat penolakan dari sebagian warga sekitar TPU Sewakul, Ungaran Timur.

Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jateng Edy Wuryanto turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya seorang perawat yang bertugas di tengah pandemi Covid-19.

Selain itu, ia juga turut prihatin dengan sebagian warga yang menolak pemakaman jenazah Covid-19.

Padahal, proses pemulasaraan jenazah sudah sesuai dengan prosedur khusus dan tidak akan terjadi penularan Covid-19.

"Saya prihatin dengan fobia warga yang berlebihan menolak pemakaman jenazah Covid-19. Beruntungnya saat ini jenazahnya telah dimakamkan di pemakaman keluarga RSUP Kariadi di TPU Bergota. Sudah langsung dimakamkan sesuai prosedur khusus untuk penanganan jenazah Covid-19. Ada suami dan keluarga yang hadir namun terbatas sekali dan tetap berjarak. Kebetulan suaminya juga perawat jadi memahami sekali prosedurnya," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/4/2020).

Baca juga: Ditolak Warga, Lokasi Pemakaman Perawat Positif Corona Dipindah

Lebih lanjut, Edy menjelaskan untuk meningkatkan kewaspadaan, bagi keluarga yang pernah kontak dengan almarhum termasuk suami juga akan dilakukan pemeriksaan atau melakukan rapid test.

"Nanti ada pengecekan bagi suami dan keluarga lain untuk melakukan rapid test. Selain itu, bagi semua karyawan di RSUP Kariadi yang pernah berinteraksi dengan almarhum juga perlu rapid test karena untuk menjaga keselamatan dalam pelayanan pasien. Supaya tidak diliputi kecemasan dan khawatir yang berlebihan," katanya.

Menurutnya, petugas medis, baik dokter ataupun perawat, merupakan garda terdepan dalam penanganan kesehatan pasien, terlebih penanganan pasien Covid-19.

"Sehingga tim garda terdepan ini rentan sekali terpapar corona. Maka mereka harus meningkatkan kewaspadaannya saat bertugas menangani pasien. Tidak hanya saat merawat pasien di ruang isolasi, UGD atau ICU namun pada saat merawat pasien di semua unit," jelasnya.

Untuk itu, Edy meminta kepada semua tim medis yang bertugas baik di tingkat puskesmas maupun rumah sakit ataupun posko-posko kesehatan untuk selalu mentaati prosedur yang ditetapkan WHO yakni menggunakan alat pelindung diri (APD).

"Ini berlaku tidak hanya bagi tim medis penanganan Covid-19 saja namun apapun penanganan medisnya tetap harus menggunakan masker saat merawat. Karena sekarang kita tidak tahu siapa saja pasien yang bisa jadi carrier, ODP, PDP ataupun yang positif corona sekalipun," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga mendesak pemerintah untuk mempercepat distribusi bantuan APD bagi tim medis di semua tingkatan.

Apalagi, persiapan menghadapi pemudik, tim medis tentunya menjadi ujung tombak sehingga perlu adanya ketersediaan APD khusus bukan hanya APD yang dari kain biasa pada umumnya.

"Kita dorong berulang kali kepada pemerintah untuk APD tim medis segera dipercepat tidak hanya di rumah sakit tapi sampai di tingkat puskesmas dan posko kesehatan menghadapi mudik. Semua tim medis jadi ujung tombak jadi harus dipenuhi APD sesuai standar medis bukan seperti yang dipakai orang umum karena mereka rentan dan berhadapan langsung," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com