Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Lab Covid-19 di Aceh Belum Berfungsi, Terkendala Reagen yang Harus Antre Beli dari Jerman

Kompas.com - 09/04/2020, 20:20 WIB
Daspriani Y Zamzami,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Meski Aceh sudah memiliki dua unit laboratorium yang siap digunakan untuk pemeriksaan status Covid-19 terhadap pasien, dan sudah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan RI.

Namun kedua laboratorium tersebut belum bisa berfungsi melaksanakan pemeriksaan.

Hal ini dikarenakan belum tersedianya reagen atau cairan khusus sebagai instrumen utama yang digunakan untuk memeriksa hasil swab tenggorokan pasien terduga covid-19.  

Pelaksana Tugas (plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan ada dua unit laboratorium yang sudah siap difungsikan untuk pemeriksaan swab tapi terkendala reagen.

Baca juga: Antisipasi Corona, Ratusan Pejabat Aceh Utara Dijemur Saat Dilantik

 

Hal itu dijelaskan Nova Iriansyah, usai meluncurkan program Jaring Pengaman Sosial bagi warga terdampak Covid-19 di Pelataran Kantor Dinas Sosial Aceh, Kamis (9/4/2020). 

“Ini adalah instrumen utama untuk pemeriksaan pasien, tapi reagen itu harus dibeli dari Jerman, dan proses membelinya antre, baik melalui kementrian maupun langsung ke distributor, jadi memang harus menunggu,” jelasnya.  

Kedua laboratorium tersebut adalah Laboratorium milik Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, dan Laboratorium milik Pemerintah yang berlokasi di Lambaro, Aceh Besar.

Baca juga: Warga Tionghoa di Aceh Bagikan Ribuan Masker hingga Nasi Kotak Setiap Hari

Andalkan pemeriksaan rapid test

Sambil menunggu kelengkapan untuk laboratorium, pemerintah Aceh melalui jajaran kesehatan, masih menggunakan rapid test untuk memeriksa warga.

“Kini pemeriksaan rapid test baru berjalan 10 persen dari ribuan rapid test yang sudah dikirim ke Aceh, jadi secara bertahap kita akan lakukan pemeriksaan, dan rapid test ini bertujuan untuk melakukan pemetaan, dan selanjutnya jika ada hasil positif akan diteruskan dengan pemeriksaan dengan metode PCR ke Laboratorium Kemenkes di Jakarta,” jelasnya.

Secara umum sebut Nova Iriansyah penanganan medis di Aceh khususnya bagi ODP, PDP  dan pasien positif Covid-19 sangat baik.

Namun demikian, pemerintah daerah terus berupaya memperbaiki layanan dan pemerintah menargetkan Aceh bisa mengatasi situasi jika terjadi ledakan kasus Covid-19.

Baca juga: Dilema Jam Malam di Tengah Wabah Corona, di Aceh Hanya Bertahan Sepekan

 

Pengadaan sejuta masker dan program JPS

Pemerintah Aceh berencana akan mengadakan satu juta masker bagi warga di Aceh.

“Caranya nanti kita akan berdayakan para UMKM untuk menjahit masker di setiap daerah, ini sekaligus juga bertujuan untuk mempertahankan perputaran roda perekonomian bagi UMKM karena dampak Covid-19,” kata Nova Iriansyah.

Pemerintah Aceh juga menggelontorkan program jaring pengaman sosial (Social Safety Net), untuk membantu warga kurang mampu terdampak Covid-19. Pemerintah Aceh membantu pemberian sembako setiap bulan bagi warga tersebut.

Sedikitnya 61.584 warga kini terdata sebagai orang miskin baru.

“Program ini akan kita jalankan selama tiga bulan, setiap bulan keluarga ini akan dapat bantuan, tahap pertama mulai April hingga Juni, namun jika kondisi belum kondusif akan diperpanjang hingga September 2020,” urai Nova Iriansyah.

Baca juga: Viral Video Kepala Desa Dipukul Nenek di Aceh Utara, Kades Laporkan Pemukulnya ke Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com