BORONG, KOMPAS.com - Warga di Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya yang berada di pedalam Kabupaten Manggarai, NTT, harus bersusah payah untuk mendapatkan jaringan komunikasi.
Hal itu juga dialami kontributor TVRI NTT, Ambrosius Adir (30).
Adir mengatakan, awalnya dia bekerja di kota. Namun, karena wabah corona, Adir memilih untuk kembali ke kampung halamannya di Lembah Munda, Desa Gunung Baru, Kecamatan Kota Komba.
Baca juga: Gubernur NTT Larang Warga Makan di Rumah Makan untuk Cegah Corona
Meski kembali ke kampung halaman, Adir tetap harus bekerja dengan setiap hari memberitakan kondisi wilayahnya.
Namun, jaringan komunikasi di sana terbilang sangat sulit. Khususnya saat Adir hendak mengirimkan berita dalam bentuk video.
Dia harus menempuh perjalanan sejauh 10 km menggunakan sepeda motor menuju pegunungan dari kampungnya di Lembah Munda untuk mendapatkan sinyal internet.
Setiap hari selama dua pekan, Adir bolak balik ke kawasan pegunungan untuk mencari sinyal,
"Selama masa lockdown, social distancing, dan physical distancing yang diinstruksikan oleh pemerintah terkait pandemi corona, saya tinggal di Kampung Lembah Munda bersama keluarga. Namun, di balik lockdown ini saya harus tetap bekerja demi mendapatkan uang dari honor berita demi membiayai hidup keluarga," ujar Adir melalui pesan WhatsApp, Kamis (9/4/2020).
Adir mengatakan, sebagian besar jurnalis di pedalaman Manggarai merasakan hal yang sama.
Namun, hal itu tetap dilakukan tentunya selain untuk menyampaikan kondisi terkini di daerah itu, juga untuk tetap membuat asap dapur mengepul.
"Saya datang cari sinyal untuk kirim berita di tengah wabah Covid-19. Sementara saya liputan dari rumah karena virus corona. Selain itu, saya mencari informasi untuk memberikan informasi Covid-19 kepada masyarakat agar tidak panik dengan berbagai informasi tentang wabah Covid-19," ujar Adir.
Baca juga: Masih Bebas dari Corona, Alasan Lain WN China yang Kunjungi Teman Wanitanya ke NTT
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.