Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan Petani Salak di Tengah Wabah Corona, Sepi Pembeli hingga Biarkan Buah Membusuk di Pohon

Kompas.com - 09/04/2020, 10:59 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Petani salak di Desa Kayuares Kecamatan Pagentan, Banjarnegara menjerit lantaran wabah corona menghantam usaha mereka.

Salah satu petani salak yang terimbas adalah Wanidi.

Wanidi hanya bisa menatap nanar kebun salaknya setiap hari.

Bahkan, sebagian buah salak para petani dibiarkan membusuk di pohon lantaran tak ada pembeli.

Baca juga: PHK Karyawan di Sejumlah Daerah Imbas Wabah Corona, Mana Saja?

Harga Rp 1.500 per kilogram

Ilustrasi salakShutterstock Ilustrasi salak
Dahulu, Wanidi dan petani lainnya menjual salaknya Rp 4.500 per kilogram.

Dengan harga itu, petani masih memperoleh keuntungan.

Namun harga salaknya anjlok semenjak wabah virus corona menggerus perekonomian para petani.

Salak mereka kini hanya dihargai Rp 1.500 per kilogram. Itu pun jika ada pembeli.

"Harga anjlok semenjak wabah corona," kata Wanidi lirih.

Baca juga: 564 Pekerja di Kalbar Dirumahkan Imbas Corona, 77 Kena PHK

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com