KOMPAS.com- Petani salak di Desa Kayuares Kecamatan Pagentan, Banjarnegara menjerit lantaran wabah corona menghantam usaha mereka.
Salah satu petani salak yang terimbas adalah Wanidi.
Wanidi hanya bisa menatap nanar kebun salaknya setiap hari.
Bahkan, sebagian buah salak para petani dibiarkan membusuk di pohon lantaran tak ada pembeli.
Baca juga: PHK Karyawan di Sejumlah Daerah Imbas Wabah Corona, Mana Saja?
Dengan harga itu, petani masih memperoleh keuntungan.
Namun harga salaknya anjlok semenjak wabah virus corona menggerus perekonomian para petani.
Salak mereka kini hanya dihargai Rp 1.500 per kilogram. Itu pun jika ada pembeli.
"Harga anjlok semenjak wabah corona," kata Wanidi lirih.
Baca juga: 564 Pekerja di Kalbar Dirumahkan Imbas Corona, 77 Kena PHK