Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan Petani Salak di Tengah Wabah Corona, Sepi Pembeli hingga Biarkan Buah Membusuk di Pohon

Kompas.com - 09/04/2020, 10:59 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Pembatasan sosial, tengkulak jarang datang

Tak berhenti sampai di situ, pembatasan sosial berpengaruh signifikan.

Wanidi mengatakan, saat ini jarang tengkulak yang mendatangi lahan petani untuk membeli hasil salak mereka.

Padahal, para petani sangat bergantung pada para tengkulak dalam memasarkan salak-salak mereka.

Tengkulak, kata Wanidi, juga kesulitan mengirim buah ke kota-kota lain.

"Mobil sekarang mau keluar kan susah," ujar dia.

Baca juga: 4 Pohon Kurma yang Hebohkan Warga: Dikira Pohon Salak hingga Berbuah Saat Ramadan

Bergantung dari hasil panen salak

ilustrasi kebun salakKompas.com/Wahyu Adityo Prodjo ilustrasi kebun salak
Lantaran sepinya tengkulak dan pembeli, ditambah harga yang anjlok, sebagian petani terpaksa tidak memanen lahannya.

Mereka bahkan membiarkan buah salak tua bahkan busuk di pohon karena kesulitan menjual salak.

Wanidi tak bisa membayangkan, sampai berapa lama kondisi seperti dialami oleh para petani.

Menurutnya, banyak petani di desanya yang hanya menggantungkan hidup dari bertani salak.

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Pilu Petani Salak di Banjarnegara, Biarkan Buah Membusuk karena Tak Ada Pembeli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com