PALEMBANG, KOMPAS.com - Sebanyak delapan hotel di Sumatera Selatan memilih berhenti beroperasi akibat tingkat hunian dari pengujung anjlok hingga 80 persen selama wabah virus corona melanda.
Delapan hotel tersebut berada di kota Palembang, kota Lubuk Linggau, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera selatan, Herlan Aspiudin mengatakan, delapan hotel tersebut memilih tutup karena tak sanggup untuk menutupi biaya operasional.
Baca juga: 575 Hotel di Jabar Tutup Sementara, 25.000 Karyawan Dirumahkan
Sementara, tingkat hunian mengalami penurunan yang jauh semenjak virus corona.
"Ada 300 hotel di Sumsel ini, namun delapan sudah memilih tutup karena huniannya berkurang. Sisanya masih bertahan," kata Herlan melalui telepon ke Kompas.com, Rabu (8/4/2020).
Herlan mengungkapkan, manajemen hotel pun memutar otak untuk bertahan ditengah penyebaran virus corona.
Baca juga: Berdalih Kemanusiaan, Bidan Aborsi Remaja 17 Tahun di Hotel, Gagal dan Pasien Pendarahan
Bahkan, sebagian hotel akhirnya menyewakan kamar sebagai ruang isolasi mandiri bagi Orang Dalam Pemantauan (ODP).
"Ada juga yang membuka layanan pesan antar, ini sebagai salah satu strategi manajemen hotel untuk bertahan," ujarnya.
Imbauan dari pemerintah pusat untuk menjaga jarak selama masa Covid-19, membuat agenda seluruh kegiatan di hotel menjadi batal dilakukan.
Kondisi itu menurut Herman membuat para pengelola hotel menjadi terpuruk.
"Hotel di Sumsel mengandalkan Meetings, incentives, conferences and exhibitions (MICE). Dengan tidak diperbolehkannya kerumunan, kegiatan seperti ini berkurang bahkan hilang,” ujarnya.
Baca juga: Pariwisata Lombok Barat Nyaris Mati karena Corona, 1.321 Karyawan Hotel Dirumahkan
Terpisah, General Manager Hotel Santika Palembang Hendri Maryanto menambahkan, akibat turunnya pengunjung, mereka saat ini terpaksa menurunkan harga kamar sebesar 50 persen selama masa Covid-19.
Kondisi ini menurut Hendiri, membuat bisnis perhotelan menjadi terancam.
"Ongkos produksi tidak cukup dengan kondisiketerisian hanya 30 persen.
Sekarang saja, harga kamar kami turunkan menjadi Rp 450.000 per malam,” ujarnya.
Ia pun berharap kondisi tersebut dapat membuat pemerintah memberikan keringanan untuk pengelola hotel agar menekan ongkos operasional.
"Setidaknya ada subsidi listrik, sepanjang Covid-19 ini sebagai keringanan,” jelasnya.
Baca juga: 60 Kamar Standar Hotel Bintang 3 Disediakan bagi Pasien Terkait Corona di Babel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.